Canangkan Tahun 2022 jadi Tahun Toleransi, Menag Yaqut : Aplikasi UstadzKita Cegah Polarisasi di Pemilu 2024 -->

Canangkan Tahun 2022 jadi Tahun Toleransi, Menag Yaqut : Aplikasi UstadzKita Cegah Polarisasi di Pemilu 2024

Kamis, 20 Oktober 2022, Kamis, Oktober 20, 2022


FOTO. Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas atau Gus Yaqut disambut Gubernur NTB saat tiba di Bandara Lombok. 


MATARAM, BL - Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas atau Gus Yaqut,menegaskan bahwa agama harus dijadikan sebagai inspirasi bukan aspirasi.


Pasalnya,  pemerintah mencanangkan 2022 sebagai Tahun Toleransi. Hal ini, ujarnya, akan menjadi milestone atau pencapaian atas upaya menjadikan Indonesia sebagai barometer kerukunan umat beragama di dunia.


“Saya menyakini Indonesia mampu sebab karakter dasar masyarakatnya adalah sangat toleran dan sangat menghargai perbedaan. Berawal dari pencanangan Tahun Toleransi di 2022, kita ingin menjadikan Indonesia barometer kehidupan yang rukun dan harmoni dalam keberagaman dunia,” ujar Gus Yaqut saat tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL), Kamis (20/10). 


Ia menegaskan, pihaknya akan terus berperan aktif dalam mencegah munculnya perpecahan dengan berbagai cara.


Salah satu cara untuk mencegah terjadinya polarisasi masyarakat menjelang Pemilu 2024, adalah dengan diluncurkannya aplikasi UstadzKita.


"Jadi, aplikasi UstadzKita ini adalah inovasi kami  yang berisi informasi seputar Dai kebangsaan dan penceramah agama yang memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan yang baik," tegas Gus Yaqut.


Aplikasi UstadzKita ini dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) dan sudah bisa diakses melalui playstore.


"Aplikasi UstadzKita diharapkan bisa diakses masyarakat umum sehingga masyarakat bisa mencari dai untuk diundang memberikan tausiyah dan pemahaman keagamaan. Aplikasi UstadzKita diharapkan benar-benar memudahkan masyarakat mencari dai atau ustadz," jelas Gus Yaqut.


Yaqut mengatakan, pekerjaan penting para dai yang harus benar-benar dipahami dan dilaksanakan adalah sebagai penanggungjawab dan penuntun umat. Dai adalah obor bagi jalan terangnya umat.


Menurutnya, menjadi dai bukan hal mudah. Dai bukan hanya orang yang piawai menyampaikan orasi atau dapat berbicara dengan baik dan runut, diselingi sedikit humor sehingga objek dakwah terhibur.


Dai adalah orang yang bisa menyampaikan pendapat dan pesan keagamaan sesuai dengan pikiran pendengar. Hal ini tidak mudah dilakukan, dibutuhkan seni tersendiri untuk melakukan hal ini.


"Selain sebagai penceramah, dai juga mengemban peran penting sebagai pembawa kasih sayang di tengah masyarakat," ujar Yaqut.


Dia mengatakan, dulu orang saling mengasihi karena agama. Sekarang ada orang yang menggunakan agama untuk membenci satu sama lain. Tentu ini pekerjaan rumah yang harus ditanggung para dai.


"Tidak boleh lagi ada kebencian yang terjadi atas nama agama," ucap Yaqut.


Menurut dia, toleransi kehidupan beragama di Indonesia, dapat diukur melalui indeks keberagamaan atau religiosity index. Dalam jangka menengah, indeks tersebut akan mengukur perilaku keberagamaan di Indonesia setiap tahun secara berkala hingga 2024.


"Agama itu, sekali lagi saya tekankan adalah sebagai inspirasi bukan aspirasi, nah itu bisa di-'breakdown' ke banyak hal. Maka, di tahun ini, harus terus kita rajut persaudaraan dan mari bangkit bersama untuk masa depan Indonesia yang maju, toleran dan rukun dalam keragaman,” kata Menag Yaqut


Terkait pencanangan tahun 2022 sebagai Tahun Toleransi. Hal ini, ujarnya, akan menjadi milestone atau pencapaian atas upaya menjadikan Indonesia sebagai barometer kerukunan umat beragama di dunia.


“Saya meyakini Indonesia mampu sebab karakter dasar masyarakatnya adalah sangat toleran dan sangat menghargai perbedaan. Berawal dari pencanangan Tahun Toleransi di 2022, kita ingin menjadikan Indonesia barometer kehidupan yang rukun dan harmoni dalam keberagaman dunia,” jelas Menag Yaqut.


Selama di Pulau Lombok, Menang Yaqut akan mengisi ceramah agama di MAN 2 Mataram dan bertemu dengan jajaran Kementrian Agama se-NTB, serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat. (R/L..).

TerPopuler