![]() |
MATARAM, BL - Bawaslu NTB menggelar Bawaslu On The Move di SMKN 1 Mataram. Kegiatan turun sekolah perdana pascapemilu ini, dihajatkan memperkuat pengawasan partisipatif dan meningkatkan literasi politik generasi muda.
Anggota Bawaslu NTB Hasan Basri mengatakan bahwa kehadirannya di sekolah kali ini, merupakan bagian dari upaya kelembagaan untuk mendekatkan proses pengawasan pemilu kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Hal itu menyusul, para siswa yang masuk usia 17 tahun, termasuk ke dalam kelompok Pemilih Pemula yang akan
menggunakan hak pilihnya untuk pertama kali pada Pemilu 2029 mendatang.
“Pemilu bukan hanya tentang memilih, tapi juga tentang memahami tanggung jawab kita sebagai warga negara. Bawaslu memiliki mandat untuk mengawasi jalannya setiap tahapan Pemilu dan Pilkada agar berjalan sesuai asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil,” ujarnya pada wartawan, Minggu 27 Juli 2025.
Menurut Hasan, peran pemilih pemula sangat strategis dalam mewujudkan pemilu yang berintegritas.
Oleh karena itu, penting bagi siswa-siswi sebagai calon pemilih pemula untuk memahami pentingnya menggunakan hak pilih dengan bijak, tanpa intervensi dan politik uang.
“Kami mengajak adik-adik semua untuk menjadi pemilih yang cerdas, berani menolak politik uang, dan tidak mudah terpengaruh hoaks. Satu suara kalian menentukan masa depan bangsa lima tahun ke depan,” tegasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, bahwa, nilai-nilai demokrasi sejatinya tidak hanya diterapkan saat pelaksanaan Pemilu dan Pilkada. Namun juga harus dibangun dalam keseharian, termasuk di lingkungan sekolah.
Hasan mencontohkan kehidupan demokrasi bisa dimulai dari pemilihan ketua OSIS yang jujur dan transparan, musyawarah kelas, hingga keterlibatan aktif dalam organisasi siswa.
"Ini adalah bentuk pembelajaran demokrasi sejak dini. Menggunakan hak pilih di pemilihan ketua OSIS juga bentuk pembelajaran berdemokrasi, memilih berdasarkan kemampuan dan
prestasinya ya, bukan karena dia hanya sekedar cantik atau tampan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu. Hasan juga menekankan
pentingnya literasi digital di era keterbukaan informasi saat ini. Ia mengingatkan para siswa agar bijak dalam menggunakan media sosial, terutama dalam menyerap dan menyebarkan informasi politik.
Di mana, lanjut Hasan, Bawaslu tentu berharap kepada para siswa SMU/SMK, agar tidak mudah mempercayai informasi yang belum terverifikasi.
"Selalu cek kebenarannya dan pastikan bersumber dari media yang kredibel, kalau informasinya aneh atau tidak masuk akal, itu patut dicurigai sebagai hoaks,” ucapnya lantang.
Hasan menambahkan, jika penyebaran hoaks jelang pemilu kerap menjadi alat yang digunakan untuk memecah belah masyarakat.
"Jadi, hoaks atau berita bohong ini, hanya dapat ditangkal melalui kesadaran literasi digital dan sikap kritis generasi muda," tandasnya. (R/L..)