Berterimakasih ke RSUP NTB, Orang Tua Balita Korban Dugaan Malpraktik Kecam Pelayanan RSUD Bima dan Puskesmas Bolo -->

Berterimakasih ke RSUP NTB, Orang Tua Balita Korban Dugaan Malpraktik Kecam Pelayanan RSUD Bima dan Puskesmas Bolo

Jumat, 13 Juni 2025, Jumat, Juni 13, 2025

 

FOTO. Arumi Aghnia Azkayra (tengah), bocah perempuan yang kini harus kehilangan tangan kanannya asal Kabupaten Bima bersama ibu dan kakaknya saat di RSUP NTB. 




















MATARAM, BL -  Keluarga Arumi Aghnia Azkayra, bocah perempuan yang kini harus kehilangan tangan kanannya asal Kabupaten Bima bersama tim kuasa hukumnya melakukan audiensi dengan jajaran RSUP NTB, Jumat 13 Juni 2025. 


Orang tua bocah berusia 16 bulan ini, mengucapkan terima kasih atas pelayanan maksimal yang dilakukan pihak RSUP yang dirasa, sigap menangani anaknya yang diduga menjadi korban malpraktik tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Bolo, Kabupaten Bima. 


"Alhamdulillah, kenapa hari ini saya lengkap datang dengan kuasa hukum saya. Ini bentuk kami berterima kasih atas pelayanan medis yang diberikan pihak RSUP NTB pada anak kedua saya ini," ujar Marliana, ibu Arumi pada wartawan usai dialog dengan Tim Medis RSUP NTB. 


Menurutnya, penanganan yang kini dilakukan secara intensif oleh RSUP NTB dengan para dokter spesialis selalu menunggu dan terus menjelaskan kondisi kesehatan anaknya. Bahkan, tenaga perawat di RSUP NTB yang menganggap Arumi seperti  anaknya sendiri. 


Justru berbanding terbalik dengan apa yang diperoleh anaknya saat berada di Puskesmas Bolo dan RSUD Kabupaten Bima. 


Padahal, awalnya anaknya hanya menderita batuk dan demam tinggi. Namun,  saat Arumi dibawa ke Puskesmas Bolo pada Kamis (10/4) lalu, perawat langsung memasang infus di tangan kanan Arumi. 


Marliana mengatakan bahwa tiga hari kemudian, tangan kanan Arumi mengalami pembengkakan di bagian belakang telapak. Di mana, Marliana yang juga berprofesi sebagai Bidan, menginformasikan hal itu ke perawat, namun respons yang diterima disebut minim perhatian.


"Alasan perawat saat itu, bengkaknya tangan anak saya, cuma tembem karena plester yang digunakan untuk menutupi perban infusnya terlalu kencang," ungkapnya.


Menurut Marliana, lantaran tidak ada perbaikan, Puskesmas Bolo merujuk Arumi ke RSUD Sondosia pada Minggu (13/4) lalu. Dua hari kemudian, Arumi dirujuk ke RSUD Bima karena kondisinya memburuk.


"Saya meminta rujuk paksa ke RSUD Bima karena tangan anak saya sudah sangat bengkak dan terlihat bernanah," ujarnya.


Setelah menjalani operasi di RSUD Bima, dokter menyarankan agar Arumi dirujuk ke RSUP NTB untuk penanganan lanjutan. Arumi tiba di Mataram pada Sabtu (19/4/2025) dan langsung mendapat perawatan intensif.


"Sampai saat ini, sebagian jari tangan kanannya sudah tidak aktif dan venanya tidak ada. Saya berharap anak saya kembali normal lagi," ucap Marliana.  


Lebih lanjut dikatakannya bahwa pihaknya sudah melaporkan dugaan malpraktik tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Bolo dan RSUD Kabupaten Bima ke Polres setempat pada Senin (21/4) lalu. Laporan tersebut kini tengah ditangani oleh Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter).


"Saya juga sudah buat pengaduan ke Dikes Kabupaten Bima, ini karena ada unsur yang atas kelalaian yang dilakukan perawat dan tenaga medis pada anak saya. Ini agar ada efek jera, sehingga tidak ada lagi kasus yang menimpa Arumi lainnya di Kabupaten Bima, kedepannya," jelas Marliana. 




*RSUP NTB Beri Pelayanan Maksimal


FOTO. Bagian Hukum dan Humas RSUP NTB Lalu Doddy Setiawan (dua kiri) bersama tim kuasa hukum Arumi dan kedua orang tuanya saat memberikan keterangan pada wartawan usai pertemuan bersama terkait progres penanganan lanjutan pada Arumi. 





Sementara itu, Bagian Hukum dan Humas RSUP NTB Lalu Doddy Setiawan, memastikan pihaknya akan memberikan pelayanan maksimal pada Arumi. 


Karena itu, hari ini pihaknya mempertemukan dua dokter yang menangani Arumi untuk bisa berdialog dengan kuasa hukum hingga orang tuanya. 


Terlebih, minggu depan dijadwalkan akan dilakukan penanganan operasi bedah plastik pada Arumi. 


"Tadi, kita berdiskusi dari hati ke hati dengan orang tua pasien dan kuasa hukumnya, sekaligus kami menginformasikan rencana jadwal operasi bedah plastiknya. Intinya, kami fokus pada penanganan kesehatan arumi. Alhamdulillah, dua dokter sudah memberi penjelasan detail untuk memberi perawatan yang terbaik," tegasnya.  


Doddy mengaku penanganan intensif yang dilakukan pihaknya bukan dalam rangka mengambil alih tanggung jawab. 


Namun hal ini, sesuai kewenangan yang merujuk pada rujukan dokter ortepedi RSUD Bima yang membawa hasil penanganan lanjutan sesuai kewenangan ke RSUP NTB sesuai jenjangnya. 


"Kami bukan mengambil alih penanganan tapi ini memang penanganan Arumi sesuai kewenangan. Kalau soal dugaan malpraktik yang dilakukan Puskesmas Bolo atau RSUD di Bima, kami enggak bisa menyimpulkannya. Jadi, pilihan kami (RSUP NTB) adalah bagaimana perawatan lanjutan dan kesehatan Arumi bisa pulih kedepannya," jelasnya. 


Menyinggung kondisi Arumi. Lalu Doddy mengatakan bahwa sesuai informasi dokter penanggung jawab pasien, secara klinis kondisi Arumi dalam kondisi baik-baik saja. Hal ini sesuai dengan kompetensi penanganan RSUP. 


"Hari ini, Arumi statusnya adalah  rawat jalan untuk persiapan operasi rekonstruksi diatas pergelangan tanganya. Penangananya adalah bedah plastik dan itu tenaga medis kami sudah siap melayani yang terbaik untuk kesembuhan Arumi," katanya 


"Mohon doanya, semoga operasi Arumi dapat berjalan baik. Intinya, RSUP NTB akan memberikan pelayanan yang paling maksimal. Apalagi, kedua orang tua Arumi, juga sudah membubuhkan tanda tangan persetujuan operasi seusai diberikan penjasan secara detail dan rigit oleh dokter ortepedinya," sambung Lalu Doddy.



*Terimakasih ke RSUP Sayangkan Pelayanan RSUD Bima


FOTO. Marliana (kiri) bersama sang anak. 



Terpisah, dua orang kuasa hukum Arumi, yakni Dian Wahyuni SKM SH.MM MH.Kes

dan Eva Nur Fadilah,S.H.,M.H, mengaku berterima kasih pada jajaran RSUP NTB.


Sebab,meski kliennya terancam  kehilangan tangan. Namun tindakan sigap dengan memokuskan pada keselamatan  nyawa selalu dikedepankan. 


"Pelayanan di RSUP NTB kami akui tranparan dan membuat kami lega. Tapi kenapa sampai ibu Arumi bersuara di sosial media, itu karena keberatan atas pelayanan di Puskesmas Bolo dan RSUD Bima yang jauh dari harapan dan terkesan membiarkan dan menelantarkan pasien tanpa kejelasan," kata Eva. 


Menurutnya, ada miskomunikasi yang sengat parah yang dilakukan sejak awal pasien ditangani di Puskesmas Bolo.


"Tapi, kami bersyukur bahwa di RSUP NTB, pelayanannya sangat maksimal dari sisi kemanusian pada pasien dan keluarganya. Inilah kami datang untuk berterima kasih atas pelayanan itu," ujar Eva. 


Senada Eva. Dian Wahyuni mengaku menyayangkan sikap management RSUD Sondosia yang sudah melakukan tindakan penelantaran pasien hingga 17 jam lamanya atau 3 hari 2 malam ditahan dari Puskesmas Bolo tanpa ada tindakan medis apapun.


Parahnya, Arumi yang harusnya berada di ruangan khusus malah dicampur bersama pasien umum lainnya 


"Kasus kelalaian pembiaran pada pasien dari pihak Puskesmas Bolo hingga RSUD Bima ini enggak bisa dibiarkan," tegasnya. 


Eva memastikan akan terus mengawal dan mendampingi Arumi untuk memperoleh hak-haknya. Apalagi, orang tua Arumi, khususnya Ayahnya sampai tidak bekerja lagi mengurus kesembuhan anaknya.


"Yang juga difikirkan adalah kakak Arumi yang harusnya bersekolah juga enggak bersekolah. Ini karena harus ikut kedua orang tuanya ke Mataram mengalami perawatan lanjutan di RSUP NTB hingga kini," tandas Dian seraya berterima kasih atas pelayanan di RSUP NTB. (R/L..).

TerPopuler