Digitalisasi dan Transformasi Bisnis Buat PLN Cetak Laba Besar Capai Rp14,4 Triliun -->

Digitalisasi dan Transformasi Bisnis Buat PLN Cetak Laba Besar Capai Rp14,4 Triliun

Rabu, 21 Juni 2023, Rabu, Juni 21, 2023

 

FOTO. Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly (kanan) saat bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani. 









MATARAM, BL - PT PLN (Persero) berhasil mencetak laba terbesar sepanjang sejarah, yakni Rp 14,4 triliun, pada tahun 2022. Capaian ini naik 124% dibandingkan target yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 6,4 triliun.


Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly mengatakan bahwa capaian ini merupakan hasil dari beberapa upaya perseroan, mulai dari peningkatan penjualan tenaga listrik, efisiensi di berbagai lini dan juga transformasi bisnis dari pembangkit hingga pelayanan ke pelanggan.


"Alhamdulillah berkat upaya dari seluruh jajaran Insan PLN, kami berhasil mencetak, barangkali kami bisa menyampaikan kinerja keuangan yang tertinggi sepanjang sejarah PLN," ungkap Sinthya dalam Program Energy Corner CNBC Indonesia,  Rabu (21/6).


"Ada upaya upaya digitalisasi yang kami lakukan, sehingga muncul satu efisiensi yang tercetak di dalam angka-angka yang barangkali bisa dilihat bersama. Kemudian juga kami melakukan suatu proses pendalaman dan perbaikan dari proses bisnis internal yang dari satu titik ke titik kami petakan dan juga kami upaya bagaimana perbaikannya secara menyeluruh," paparnya.


"Dan yang tak kalah pentingnya juga adalah bagaimana selain dari efisiensi yang dilakukan, baik dari sisi pembangkit dan transmisi dan distribusi juga adalah pelayanan pelanggan," imbuhnya.


Dia menjelaskan, pelayanan pelanggan ini ditopang oleh suatu program digitalisasi yang seluruh pelanggan sekarang sudah bisa merasakan bagaimana PLN melalui super apps, yakni PLN Mobile, sehingga perseroan dapat mengkoneksikan diri dengan pelanggan dengan lebih baik, pelayanan lebih baik, respons lebih cepat, pelayanan gangguan lebih baik, dan juga informasi kepada pelanggan lebih terbuka dan transparan.


"Sehingga secara keseluruhan kinerja keuangan yang sangat membaik di tengah kondisi perekonomian sedang dalam pemulihan, kami juga berhasil meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," ujarnya.


Adapun, dia mengatakan bahwa laba yang terhitung Rp 14,4 triliun pada 2022 tersebut karena ada faktor rugi kurs. Bila rupiah stabil di angka Rp 14.269 per dollar (sesuai asumsi), maka proyeksi laba bersih PLN pada 2022 bisa lebih tinggi lagi, yakni mencapai Rp 34,2 triliun.


"Dan ini juga termasuk rugi kurs yang sekitar Rp 19 triliun. Bahkan, kalau kita kalkulasi rugi kurs mungkin sekitar Rp 34 triliun labanya (2022)," tandasnya.


Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengapresiasi upaya PLN yang mampu mencapai kinerja terbaik sepanjang sejarah pada 2022. Dia menilai capaian tersebut berkat transformasi yang dilakukan perusahaan selama tiga tahun terakhir ini.


"Kami dari Kementerian BUMN, sebagai wakil pemerintah tentu menyampaikan apresiasi kepada seluruh direksi, komisaris, dan pegawai PLN yang telah bekerja keras sehingga bisa menghasilkan kinerja terbaik bagi perusahaan," ujar Pahala dalam siaran pers, dikutip Kamis (8/6/2023).


Dia menjelaskan di situasi yang penuh tantangan terutama dalam pemulihan ekonomi setelah pandemi, PLN berhasil mencatatkan kinerja lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Khususnya dalam memberikan multiplier effect kepada masyarakat.


Pahala juga mengapresiasi PLN yang berupaya menghadirkan listrik andal, hingga daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).


Dirinya juga mendorong PLN untuk melanjutkan transformasi agar tetap bisa menghasilkan kinerja terbaik pada tahun ini. Sehingga mampu memberikan kontribusi terbaik kepada bangsa.


Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo sempat menjelaskan PLN kembali mencetak rekor laba terbaik sepanjang sejarah di tengah situasi pascapandemi dan pelemahan nilai tukar rupiah. Laba PLN meningkat dari Rp 13,1 triliun pada 2021, menjadi Rp 14,4 triliun pada 2022.


Kinerja keuangan tersebut berhasil dicapai setelah PLN berhasil meningkatkan penjualan listrik sebesar 6,3% dari 257,6 Terrawatt hour (TWh) pada 2021, menjadi 273,8 TWh pada 2022. Hal ini berdampak pada meningkatnya pendapatan penjualan tenaga listrik 7,7% dari Rp288,9 triliun pada 2021 menjadi Rp311,1 triliun pada 2022.


"Capaian ini tentu bukan sekadar angka. Di balik itu semua, ada arahan dan bimbingan Menteri BUMN Erick Thohir dan Wamen I BUMN Pahala Mansury. Dukungan yang sama juga datang dari Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan, sehingga kolaborasi seluruh pihak ini mampu menciptakan iklim investasi yang baik dan mendorong PLN membukukan kinerja keuangan yang optimal," tutur Darmawan.


Dia menambahkan, capaian ini juga tak lepas dari kerja keras seluruh insan PLN yang melakukan transformasi dengan fondasi digitalisasi. Dalam hal ini, PLN melakukan penataan di seluruh proses bisnis menjadi streamline, mengubah kultur organisasi dari bureaucratic like menjadi business like. PLN juga mengubah sistem pelayanan pelanggan yang sebelumnya lambat dan tidak responsif menjadi cepat dan memuaskan.


"Kami akan terus melanjutkan transformasi untuk meningkatkan pelayanan bagi pelanggan," tutur Darmawan.


Dia menegaskan bahwa sejak tahun lalu, PLN sudah melakukan berbagai akselerasi untuk meningkatkan Rasio Desa Berlistrik (RDB) dan Rasio Elektrifikasi (RE). PLN dengan memanfaatkan PMN menargetkan RE akan meningkat menjadi 99,80% dan RDB menjadi 99,85% pada 2023.


"Dengan arahan serta bimbingan Erick Thohir selaku Menteri BUMN yang proaktif mengawal PLN dari level strategis hingga teknis di lapangan, kami optimistis seluruh desa di Indonesia bakal memiliki listrik 100% pada 2024," tandasnya. (R/L..).

TerPopuler