Sebut Harga Tak Layak, 160 KK Warga Tiga Desa di Utan Tolak Pembebasan Lahan untuk Pembangunan Bendungan Bringin Sila Sumbawa -->

Sebut Harga Tak Layak, 160 KK Warga Tiga Desa di Utan Tolak Pembebasan Lahan untuk Pembangunan Bendungan Bringin Sila Sumbawa

Selasa, 27 September 2022, Selasa, September 27, 2022

 



FOTO. Inilah lokasi pembangunan bendungan Bringin Sila di Kabupaten Sumbawa yang masih menyisakan persoalan dengan masyarakat di tiga desa di Kecamatan yang hingga kini enggan lahan mereka dilepas dengan harga yang jauh dari harga pasaran 




MATARAM, BL - Sekitar 160 kepala keluarga (KK) di tiga desa di Kecamatan Utan, yakni Desa Motong, Setuik Berang, dan Desa Tengah, di Kabupaten Sumbawa, terancam bakal  kehilangan mata pencaharian akibat pembangunan proyek jaringan irigasi Beringin Sila di wilayah setempat. 


Itu menyusul, proyek senilai Rp1,725 miliar yang bakal diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Desember itu, membuat lahan pertanian dan perkebunan yang selama ini digarap oleh warga secara turun temurun bakal hilang begitu saja.


Parahnya, untuk sekadar memuluskan  mega proyek tersebut, tanah warga, hanya dihargakan sekitar Rp Rp20 ribu per meter persegi atau setara dengan Rp2 juta per arenya. 


"Dengan harga tanah seperti itu, jelas kami tidak akan bisa lagi beli tanah baru. Sementara tanah tersebut adalah sumber mata pencaharian kami untuk berkebun dan berternak selama ini,” kata  H Abdul Majid, salah satu pemilik lahan menuju Jaringan Irigasi Bendungan Beringin Sila Sumbawa, Selasa (27/9). 


Kepada wartawan, warga Desa Motong, Kecamatan Utan Sumbawa itu, mengaku bahwa untuk membeli lahan baru, warga harus merogoh kocek sebesar Rp25 juta per are. 


Karena itu, kondisi tersebut membuat kehidupan warga kian  sangat berat. "Jika dibandingkan dengan biaya ganti rugi lahan, tentunya hal itu sangat kecil. Jadi enggak sebanding apa-apa," tegas dia.


Mewakili warga. Abdul Majid perlu menyuarakan jeritan yang dialami warga terkait tidak adanya 

aspek kemanusiaan yang dilakukan oleh tim pembebasan lahan yang ditunjuk oleh BWS untuk menaksir harga yang dinilai layak. 


"Yang kami butuhkan, adalah kelangsungan mata pencaharian yang sudah kami lakukan secara turun temurun di areal itu,” ucap dia.


Majid mendaku, bahwa sekitar 160 orang  warga yang akan kehilangan lahan garapan mereka berasal desa, yakni Desa Motong, Desa Setuik Berang, dan Desa Tengah. 


Di mana, luas rata-rata lahan milik warga antara sekitar 17 are hingga 50 are. "Di atas lahan warga itu ada lahan yang sudah terpotong untuk jalan usaha tani," ujar dia. 


Majid memastikan, bahwa warga sudah berkomitmen menolak tawaran harga pembebasan antara sekitar Rp 1,8 juta hingga Rp 2 juta tersebut. 


Sebab, lahan itu merupakan lahan produktif yang kesehariannya dipergunakan untuk perkebunan dan peternakan.


“Kalau lahan itu dijual dimana lagi kami harus menggembalakan ternak maupun melakukan aktivitas pertanian bila lahan tersebut dijual," ketus dia. 


Ia memastikan warga siap mendukung pembangunan Bendungan Beringin Sila Sumbawa yang akan diresmikan oleh Presiden Jokowi, sepanjang harga yang ditawarkan adalah layak dan memadai yakni, sekitar Rp  Rp10 juta per arenya. 


“Intinya, kami enggak akan rela jika lahan kami dijual hanya sekitar Rp2 juta. Ini karena, lahan di wilayah kami, taksiran harga jualnya bias Aya sekitar Rp 25 juta sampai  Rp 30 juta per arenya kok," tandas H Abdul Majid. (R/L..).

TerPopuler