Buat Batako dan Paving Blok, UKM Sekitar PLTU Milik PLN di Lobar Mulai Manfaatkan Limbah FABA -->

Buat Batako dan Paving Blok, UKM Sekitar PLTU Milik PLN di Lobar Mulai Manfaatkan Limbah FABA

Selasa, 26 Juli 2022, Selasa, Juli 26, 2022

 

FOTO. Inilah pabrik pembuat batako milik salah satu UKM di Kebon Ayu, Kecamatan Gerung yang berhasil  meningkat produksinya setelah menggunakan limbah dari bahan pembangkit milik PLN yang tidak jauh dari lokasi mereka. 






MATARAM, BL -  Sebanyak 47 Usaha Kecil Menengah (UKM) di Pulau Lombok mulai diperkenalkan pemanfaatan Fly Ash Bottom Ash (FABA) dari hasil pelaksanaan pembangkitan (UPK) milik PLN. 


Nantinya, para UKM tersebut akan dilatih cara pembuatan paving blok dan batako dari hasil limbah pembangkit.


"Dengan adanya pelatihan itu, maka UKM akan berkomitmen untuk menggunakan Faba sebagai bahan campuran dalam produksi mereka," ujar Manager PLN UPK Lombok, Nyoman Satriyadi Rai pada wartawan, Selasa (26/7..


Menurut dia, pihaknya terus berupaya mengenalkan Faba ke UKM. Hal ini agar mereka dapat memanfaatkan seoptimal mungkin dalam proses produksi, utamanya di bidang konstruksi.


Sebab, lanjut Nyoman, dengan menggunakan Faba, biaya produksi akan dapat ditekan karena sebagian bahan baku dapat diperoleh oleh UKM secara gratis, tanpa dipungut biaya apapun. 


Selain itu, hasil pengolahan dengan menggunakan FABA ini juga terbukti berkualitas untuk menunjang proses konsruksi


“Cukup dengan mengajukan surat permintaan Faba dan melengkapi persyaratan administrasi dan proses evaluasi, masyarakat dapat mengangkut Faba untuk diolah dan diproduksi," ungkap dia.


Nyoman mendaku, pihaknya terus membangun kerja sama dengan instansi pemerintahan, UKM, Pokdarwis, dan Bumdes. Hal ini dimaksudkan agar Faba ini dapat optimal pemanfaatannya. 


Tercatat, instansi pemerintah seperti Polda NTB, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, badan usaha yang memiliki ijin usaha, Bank Sampah NTB, dan beberapa UKM seperti  UKM tersebut adalah UMKM Samasrawi, UMKM Aditya, UMKM Segar Beton, UMKM Hasibuan, UMKM Ramazaki pun telah menggunakan Faba. 


Sementara itu, Di PLTU Jeranjang,  jumlah potensi pemanfaatan Faba  mencapai 50 - 80 ton per hari atau sebanyak 2.500 ton/bulan. Faba pada umumnya digunakan dalam proses konstruksi, seperti pembuatan paving block, batako, beton rabat, dan juga digunakan untuk kajian uji coba stabilisasi lahan. 


“Untuk saat ini, pemanfaatan Faba memang masih di bidang konstruksi saja. Namun, tidak menutup kemungkinan penggunaan Faba di bidang yang lain, tentunya setelah melewati serangkaian test dan uji coba sebelum diaplikasikan," jelas Nyoman.


Faba sendiri merupakan limbah padat hasil pembakaran batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi bahan baku keperluan sektor konstruksi dan infrastruktur di provinsi NTB.  


Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, FABA dikategorikan sebagai Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) oleh pemerintah.


Terpisah, salah satu UKM yang berhasil dalam mengelola Faba ini berlokasi di Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat


Kepala Desa Kebon Ayu, Tajudin mengatakan, pemanfataan Faba ini merupakan salah satu bentuk komitmen bersama antara PLN dan pemerintah desa.


“Pemanfaatan Faba ini merupakan kolaborasi dalam hal lingkungan dan juga ekonomi. Ekonomi masyarakat akan ikut terdongkrak naik, seiring dengan produksi dan permintaan paving blok dan juga batako oleh konsumen," kata dia.


Tajudin mengaku, UKM di wilayahnya telah  memiliki delapan orang karyawan ini mampu memproduksi 25.000 paving block per bulan dengan memanfaatkan 24 ton Faba setiap bulannya. Pengiriman Faba sendiri dilakukan sekali seminggu dengan menggunakan dumptruck, dengan kapasitas 6 ton/minggu. 


Tajudin berharap ke depan pengelolaan Faba ini dapat lebih diperluas lagi, tidak hanya untuk membuat paving blok dan batako saja, namun bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan lingkungan atau penataan kawasan. Misalnya untuk memproduksi penutup galian yang terdapat genangan air yang mengendap dan berpotensi sebagai tempat berkembangnya jentik jentik nyamuk. 


“Semoga Faba ini dapat dimanfaatkan menjadi produk lain yang dapat menciptakan peluang kerja bagi masyarakat," tandas Tajudin. (R/L..)


TerPopuler