Uang Harus dari Zul-Rohmi Mania, M-16 Sarankan Tugu Kenangan untuk Penghormatan Kepemimpinan Bukan dari Dana Pemprov -->

Uang Harus dari Zul-Rohmi Mania, M-16 Sarankan Tugu Kenangan untuk Penghormatan Kepemimpinan Bukan dari Dana Pemprov

Kamis, 17 Agustus 2023, Kamis, Agustus 17, 2023


FOTO. Direktur M-16, Bambang Mei Finarwanto (kanan) didampingi Sekretarisnya, Lalu Athari Fathullah. 













MATARAM, BL - Lembaga Kajian Sosial dan Politik M-16 mendorong dibangunnya monumen sebagai wujud penghormatan dan apresiasi jejak kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Hj Sitti Rohmi Djalilah atau Zul-Rohmi yang akan berakhir pada 19 September 2023.



“Pembangunan monumen ini akan menjadi sebuah langkah yang sangat penting dalam menjaga warisan dan pencapaian kepemimpinan pasangan Zul-Rohmi selama lima tahun berkhidmat memimpin NTB,” ujar Direktur M-16, Bambang Mei Finarwanto, didampingi Sekretarisnya, Lalu Athari Fathullah, Kamis (17/8).


Pasangan Zul-Rohmi akan resmi mengakhiri pemerintahan periode pertamanya pada 19 September 2023. Sebulan sebelum masa jabatan tersebut berakhir, DPRD NTB telah menggelar sidang paripurna untuk mengumumkan berakhirnya masa jabatan duet kepemimpinan duo doktor tersebut.


Bambang mengaku, pihaknya mendorong agar monumen tersebut tidak dibangun oleh pemerintah provinsi. Melainkan dibangun oleh para loyalis Zul-Rohmi yang disebutnya sebagai “Zul-Rohmi Mania”.


Pembangunannya pun harus dengan skema gotong royong, sebagai wujud pelibatan dan partisipasi aktif Zul-Rohmi Mania.


Mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB dua periode, menjelaskan, jika telah terbangun, monumen tersebut akan menjadi cerminan dari dedikasi dan pengabdian Zul-Rohmi dalam mengatasi berbagai tantangan dan dinamika selama memimpin Bumi Gora.


“Monumen itu sejatinya lebih dari sekadar simbol fisik. Monumen itu nanti akan memainkan peran penting dalam memperingati dan menginspirasi generasi mendatang,” ucap Didu.


Lebih jauh Didu menjelaskan, monumen untuk Zul-Rohmi tersebut akan berperan sebagai dokumentasi visual dari apa yang sudah dicapai selama masa jabatannya. Sehingga memungkinkan masyarakat dan generasi mendatang untuk mengingat dan mengapresiasi dedikasi serta hasil kerja tersebut.


Selanjutnya, integrasi unsur alam atau lingkungan sekitar dapat memberikan koneksi yang lebih dalam dan menciptakan harmoni antara monumen dan lingkungannya.


Menyinggung letak monumen harus dibangun. Bambang  menekankan, pemilihan lokasi sebuah monumen memang harus mempertimbangkan keterjangkauan dan aksesibilitas. 


Karena itu lokasinya harus mempertimbangkan keterjangkauan dan aksesibilitas bagi semua lapisan masyarakat. Sehingga memungkinkan semua orang untuk mengakses dan menghargai makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh monumen tersebut.


“Saya usul, monumen ini layak juga dibangun di antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa,” ucap Bambang. 


Terpisah Sekretaris M-16, Lalu Athari Fathullah melihat sebuah monumen juga bisa berperan meningkatkan kesadaran publik. Karena akan membantu masyarakat untuk lebih memahami dampak positif yang dihasilkan oleh kebijakan dan program-program yang telah diterapkan Zul-Rohmi.


“Monumen itu juga kan bisa juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran bagi pemimpin yang akan datang. Pengalaman dan pelajaran yang diambil dari kepemimpinan sebelumnya dapat membantu dalam mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi,” ungkap Athari


Ditanya soal bagaimana wujud monumen tersebut, Athar menyerahkan sepenuhnya kepada para Zul-Rohmi Mania. Sebab, kata dia, desain monumen itu haruslah mencerminkan dan merepresentasikan secara akurat pencapaian dan nilai-nilai yang dipegang oleh pasangan Zul-Rohmi. Dan di antara pihak yang paling memahami hal tersebut, tentulah pada Zul-Rohmi Mania.


“Monumen itu kan pasti akan membutuhkan sentuhan artistik dan simbolisasi yang cerdas sehingga dapat membantu dalam menyampaikan pesan yang kuat. Tentu tidak ada yang paling baik memahami hal itu selain para Zul-Rohmi Mania,” kata Athari menekankan.


Hanya saja, jika boleh mengajukan usul, dia menyarankan agar monumen tersebut tidak dalam wujud patung atau relief. Namun, bisa mewujud dalam bentuk yang lain. Semisal monumen yang memadukan teks dan kutipan. Atau monumen yang memadukan elemen seni modern.


"Harapannya, dapat menciptakan pengalaman yang lebih dinamis bagi pengunjung monumen. Atau monumen bisa juga berasal dari inspirasi lanskap lokal atau ciri khas wilayah," tandas Athari. (R/L..).

TerPopuler