Masyarakat NTB Terbiasa Berdampingan dengan Bencana, Gubernur Lalu Iqbal Apresiasi IFRC dan Donor Advisory Group -->

Masyarakat NTB Terbiasa Berdampingan dengan Bencana, Gubernur Lalu Iqbal Apresiasi IFRC dan Donor Advisory Group

Jumat, 17 Oktober 2025, Jumat, Oktober 17, 2025
FOTO. Gubernur Lalu Muhamad Iqbal saat menerima cinderamata dari Perwakilan IFRC, Under Secretary General for Humanitarian Diplomacy and Digitalization Nena Stoiljkovic disaksikan Ketua PMI NTB dr Lalu Herman Mahaputra, Kadis Kesehatan dan Kepala BPBD NTB. 04




















MATARAM, BL - Masyarakat di Provinsi NTB memiliki ketangguhan dan kearifan lokal yang kuat dalam menghadapi bencana.


Hal itu, lantaran Provinsi NTB masuk daerah ring of fire atau daerah rawan bencana.


Demikian dikemukakan Gubernur Lalu Muhamad Iqbal saat menerima kunjungan kehormatan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) bersama Donor Advisory Group (DAG) di Kantor Pusat Bank NTB Syariah di lantai 6, Kota Mataram, Kamis (16/10) kemarin.


“Merupakan kehormatan bagi kami dapat bekerja sama dengan IFRC. Kami berharap Anda pulang dengan membawa kabar baik dari Lombok,” katanya.


Menurut Gubernur, wilayahnya bukan hanya wilayah yang kerap dilanda bencana, tetapi daerah yang mampu menjadikannya sebagai kekuatan dan sumber kebijaksanaan.


“Kami sudah terbiasa hidup berdampingan dengan bencana. Bahkan bencana bagi kami juga merupakan keindahan, tergantung bagaimana kita menyikapi,” tegasnya.


Eks Dubes Turki ini, mengatakan bahwa setiap peristiwa alam memberikan pelajaran berharga pada manusia, agar dapat beradaptasi dan memperlakukan lingkungan dengan bijak.


Sejauh ini, kata Gubernur, masyarakat NTB telah mewarisi berbagai kearifan lokal dari para leluhur dalam menghadapi bencana dengan solidaritas.


Karena itu, pihaknya sangat terbuka menerima saran dan dukungan dari IFRC.


"Ini agar kapasitas daerah ini semakin kuat di masa depan. Utamanya, dalam menghadapi bencana," ucap Lalu Iqbal.


Lebih lanjut dikatakannya bahwa delegasi ini akan turun langsung memantau keadaan dan tempat mana saja yang dijadikan obyek dalam pemanfaatan alat yang sudah disalurkan oleh IFRC.


“Mereka mensurvei langsung apakah bantuan yang mereka berikan efektif atau tidaknya. Bermanfaat atau tidak,”katanya.


Lebih lanjut Gubernur menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari PMI Provinsi NTB, bahwa selama ini, dukungan yang diberikan oleh IFRC sangat efektif dalam meningkatkan kapasitas, dalam rangka mengurangi resiko bencana dan mitigasinya.


“Jadi wajar kalau mereka kesini, karena inikan berbicara tentang mengurangi resiko dan mitigasi bencana, tapi kalau kita, kesempatan ini kita gunakan untuk jualan pariwisata dan mereka sudah bilang kita harus balik lagi kesini, ini yang ingin saya dengar gitukan,” jelas Gubernur.


Ia menambahkan bahwa  kunujungan delegasi ini, lantaran NTB merupakan obyek yang dijadikan contoh, dan mereka tidak semata-mata melakukan kunjungan biasa tapi ada tugas yang di emban.


Sebab, 37 delegasi dari 18 negara yang tergabung dalam IFRC ini, menjadikan provinsi NTB percontohan nasional dalam penerapan sistem peringatan dini bencana di kawasan pesisir Sekotong, Lombok Barat, yang menjadi lokasi percontohan nasional program mitigasi berbasis komunitas.


"Mereka ini tiap tahun mengecek dan ini biasanya dilakukan di akhir tahun, dan ini yang digunakan untuk budgetting di tahun yang akan datang. Dan, karena kita menjadi daerah yang salah satunya paling tinggi resiko bencana, hampir semua jenis bencana kita milki mulai dari gunung meletus, tsunami, banjir, dan gempa, hampir semua kita ada,” papar Gubernur.


Sementara itu, Ketua PMI Provinsi NTB dr Lalu Herman Mahaputra, menyampaikan apresiasi kepada IFRC dan Donor Advisory Group atas kunjungannya ke NTB.


Apalagi, kegiatan ini bagian dari upaya memperkuat misi kemanusiaan, kesiapsiagaan, dan strategi keberlanjutan pendanaan bagi PMI di tingkat daerah.


“Kunjungan ini bertujuan membawa misi kemanusiaan, memperkuat kesiapsiagaan, serta merancang strategi keberlanjutan pendanaan,” ujarnya.


Dokter Jack, panggilan karibnya, mengaku bahwa kolaborasi antara PMI, IFRC, dan para donor internasional menjadi kunci dalam meningkatkan kapasitas penanganan bencana di NTB.


"Kami berharap kerjasama yang sudah berjalan bisa terus berlanjut kedepannya," katanya. 


Terpisah, Perwakilan IFRC, Under Secretary General for Humanitarian Diplomacy and Digitalization Nena Stoiljkovic menyampaikan apresiasi tinggi terhadap semangat dan kesiapan Pemerintah Provinsi NTB serta PMI dalam membangun ketahanan masyarakat.


Nena menilai, pengalaman NTB merupakan contoh nyata bagaimana nilai-nilai lokal dapat berpadu dengan dukungan global, menciptakan sistem penanggulangan bencana yang berkelanjutan. 


"Kedepan, perlu ada kolaborasi jangka panjang dalam memperkuat sistem kemanusiaan di tingkat lokal," tandasnya. (R/L..).

TerPopuler