Tantangan Demokrasi Kian Komplek, Bawaslu NTB Ajak Generasi Muda Lawan Politik Uang -->

Tantangan Demokrasi Kian Komplek, Bawaslu NTB Ajak Generasi Muda Lawan Politik Uang

Rabu, 20 Agustus 2025, Rabu, Agustus 20, 2025

 

FOTO. Ketua Bawaslu NTB Itratip. 





















MATARAM, BL - Tantangan dalam penyelenggaraan pesta demokrasi saat ini cukup kompleks. Mulai dari politik uang, dinasti politik, hingga politik birokrasi.


Ketiganya merupakan benalu demokrasi. Karena itu, keterlibatan generasi muda memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif dalam perkembangan demokrasi, baik dalam aspek politik, sosial, maupun ekonomi.


"Jadi demokrasi di Indonesia dan Provinsi NTB akan sulit bisa maju dan sehat tanpa adanya keterlibatan anak-anak muda. Ini karena generasi muda merupakan kelompok terbesar dalam populasi yang kini memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dinamika politik dan sosial negara," ujar Ketua Bawaslu NTB Itratip saat menyampaikan sambutannya saat membuka kegiatan Penguatan Kelembagaan dengan Mitra Kerja Bawaslu di  Hotel Lombok Raya, Kota Mataram. Selasa malam 19 Agustus 2025. 


Menurutnya, kalangan muda sejauh ini belum terkontaminasi dengan kepentingan apapun.


Karenanya, lanjut Itratip  dengan semakin berkembangnya akses informasi melalui media sosial dan platform digital, tentunya anak muda dapat lebih mudah mengungkapkan pendapat, mengorganisir aksi, dan berinteraksi dengan berbagai kelompok masyarakat untuk mempengaruhi kebijakan publik.


"Evaluasi kami, demokrasi kita punya tantangan cukup besar. Di situ, peran generasi muda memiliki kontribusi besar guna  mengingatkan lingkungan,  masyarakat dan komunitas sekitarnya untuk melawan tantangan money politic yang kian semarak di tengah-tengah masyarakat saat ini," tegas Itratip.


Ia menyebut hasil pemilihan umum legislatif mulai Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/kota hingga kepala daerah, menunjukkan minimnya para wakil rakyat berlatang belakang aktivis gerakan mahasiswa atau pegiat sosial kemasyarakatan.


Padahal, tujuan pemilu adalah melahirkan calon pemimpin terbaik dan berkualitas yang mampu menyuarakan aspirasi masyarakat.


"Kita harus risau atas kondisi pemilu kita. Ini karena kalau kita profiling satu persatu, hampir yang lolos saat ini, sangat minim memiliki background aktivis kemahasiswaan atau pegiat sosial. Maka, saya ajak adek-adek OKP, BEM dan tokoh pemuda yang hadir untuk melawan politik uang itu," kata Itratip lantang.


Lebih lanjut dikatakannya bahwa politik uang itu, merupakan ancaman untuk melahirkan generasi berkualitas.


Padahal, kata Itratip, sejumlah OKP mulai PMII, HMI, GMNI, Kammi hingga BEM, selama ini, rutin melakukan kaderisasi secara berjenjang untuk melahirkan calon-calon pemimpin di organisasinya masing-masing.


Namun saat perhelatan Pemilu, justru keberadaan mereka malah kalah dari orang yang minim memiliki kemampuan managerial organisasi namun  memiliki sumberdaya yang berlebih. Serta, memiliki pertautan keluarga dinasti politik.


"Disini, tugas kami sebagai Bawaslu akan terus berupaya menjaga nyawa literasi demokrasi agar terus menyala, sehingga kami ajak anak-anak muda dari OKP dan BEM untuk hadir dalam acara ini. Tujuannya, agar terus menjadi katalisator demokrasi berkualitas bisa tetap terjaga, sehingga tantangan demokrasi itu, bisa kita lawan secara bersama-sama. Utamanya, adalah politik uang," jelas Itratip menandaskan.  (R/L..).

TerPopuler