Dipindahkan Bertahap, 49 KK Warga Relokasi KEK Mandalika "Kegirangan" Tempati Huntap Dusun Ngolang -->

Dipindahkan Bertahap, 49 KK Warga Relokasi KEK Mandalika "Kegirangan" Tempati Huntap Dusun Ngolang

Selasa, 06 Desember 2022, Selasa, Desember 06, 2022

 




FOTO. Sejumlah warga relokasi KEK Mandalika mulai tempati Huntap di Dusun Ngolang, Desa Kuta, Loteng. 


MATARAM, BL – Sebanyak 49 Kepala Keluarga (KK) dari 120 KK warga relokasi telah menempati permanent resettlement atau yang dikenal Hunian Tetap (Huntap) di Dusun Ngolang, Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). 


Hunian tetap ini diperuntukkan bagi masyarakat sebanyak 120 KK yang sebelumnya tinggal dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika atau The Mandalika namun tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah. 


KEK Mandalika adalah kawasan pariwisata yang ditetapkan Pemerintah sebagai Project Strategis Nasional dan Destinasi Pariwisata Super Prioritas, yang dikembangkan dan dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengelola kawasan pariwisata di Indonesia.


Permanent Resettlement ini merupakan komitmen ITDC bersama Pemerintah Pusat yang dikoordinatori oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P), Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Bupati, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinas Perkim), Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, dan Dinas PUPR) untuk penghidupan yang lebih layak bagi masyarakat.


Proses perpindahan warga dilakukan secara bertahap, dimulai Jumat (2/12) hingga Senin (5/12) kemarin. Di mana,  sebanyak 49 KK telah pindah mandiri dan menempati rumah-rumah yang disediakan di Dusun Ngolang.


General Manager ITDC, Bram Subiandoro mengatakan, bahwa penyiapan Hunian Tetap bagi 120 KK di Dusun Ngolang ini, merupakan bukti bahwa ITDC selalu mengedepankan pendekatan humanis dan memperhatikan kepentingan masyarakat dalam pengembangan The Mandalika. 


"Kami berterima kasih kepada masyarakat yang selama ini sudah sangat kooperatif dan berkenan untuk menempati hunian baru ini. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kolaborasi dan dukungan Pemerintah Pusat, Pemkab. Lombok Tengah, Kementerian Lembaga yang telah mendukung penyiapan hunian tetap dengan fasilitas yang lengkap ini,” jelas dia pada wartawan, Selasa (5/12). 


Menurut Bram, dalam penyiapan hunian tetap ini, pihaknya bersama sejumlah pihak telah memberikan dukungan antara lain, Kemen PUPR melalui BP2P dengan pelaksana lapangan Dinas Perkim Lombok Tengah (Loteng) yang telah memberikan bantuan pembangunan sebanyak 120 unit rumah.


Sementara, Pemkab Lombok Tengah membantu menyiapkan tanah seluas 2 hektare untuk pembangunan rumah. Pemkab. Lombok Tengah berkerjasama dengan ITDC juga membangun mushola dan memfasilitasi proses kepindahan warga.


Sementara,  ITDC memberikan bantuan permanent water supply berupa sumur bor beserta Elevated Water Tank (EWT) dan temporary water supply dengan tangki air dan suplai air melalui truk dan peningkatan jalan akses menuju permanent resettlement sepanjang 2,5 km yang saat ini sedang dalam tahap pekerjaan konstruksi Rigid. 


Selain itu, ITDC juga berkolaborasi menyiapkan program peningkatan capacity building untuk warga HPL 94 yang berpindah dan masyarakat Desa Penyangga The Mandalika yang terbagi menjadi beberapa program kolaborasi antara ITDC dan Universitas Mataram yaitu produksi snackuntuk kelompok wanita, pelatihan homestay oleh Dinas Pariwisata Lombok Tengah, Pelatihan Pensaosan (pencampuran) Rokok, dan Pelatihan Desain Produk Turunan Kain Tenun / Songket oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Tengah.


"Dukungan penyediaan infrastruktur (permanent water supply, temporary water supply, dan jalan akses) dijalankan sebagai bagian dari program Mandalika Urban Tourism and Infrastructure Project (MUTIP)," ungkap Bram. 


MUTIP adalah program yang dibiayai sepenuhnya oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan merupakan pembiayaan pertama secara standalone/mandiri yang dilakukan AIIB di Indonesia dan secara global merupakan pembiayaan pertama AIIB bagi kegiatan pembangunan infrastruktur pariwisata. 


Sebagai informasi, sebelum menempati hunian tetap ini, 120 KK tersebut ditempatkan di hunian sementara seluas 2,5 ha di HPL 94 yang disediakan oleh ITDC bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. 


Di hunian sementara, masing-masing KK telah menempati kavling seluas lebih kurang 100 m2 dengan fasilitas yang tersedia di lahan tersebut berupa infrastruktur dasar, seperti sumur, jalan akses, listrik, PJU, toilet, tempat sampah, drainase, sanitasi, kandang komunal dan kelengkapan fasilitas umum lainnya seperti mushola dan posyandu di lokasi hunian sementara.


“Kami berharap dengan kepindahan warga ke hunian tetap ini, masyarakat dapat hidup lebih nyaman dan tenang. Dengan pelatihan yang kami berikan, kami juga berharap kesejahteraan masyarakat terus berkembang dan dapat hidup lebih baik lagi,” tandas Bram. 031. 

TerPopuler