Pertahankan Orisinalitas dan Kekhasan Tiga Suku di NTB, Cara Batik Sasambo SMKN 5 Mataram Tetap Eksis Bertahan -->

Pertahankan Orisinalitas dan Kekhasan Tiga Suku di NTB, Cara Batik Sasambo SMKN 5 Mataram Tetap Eksis Bertahan

Senin, 03 Oktober 2022, Senin, Oktober 03, 2022

 


FOTO. Inilah corak dan motif batik Sasambo yang menggambarkan tradisi dan keseharian tiga suku di Provinsi NTB.


MATARAM, BL  - Dari banyak daerah penghasil kain batik di tanah air, Provinsi NTB masuk menjadi salah satu daerah yang memiliki keunikan. Adalah para siswa dan siswi SMKN 5 Mataram yang dulu bernama Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK) Mataram yang kini terus eksis mengembangkan karya Batik Sasambo yang dimulai sejak tahun 1996 lalu. 


Nama Sasambo dipilih lantaran, merupakan akronim dari nama tiga suku besar yang mendiami provinsi NTB, yaitu suku Sasak di Pulau Lombok, suku Samawa di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat serta suku Mbojo di Bima dan Dompu.


Kepala Unit Produksi Kreatif SMK Negeri 5 Mataram, Lalu Darmawan,  mengatakan, meskipun pengembangan Batik Sasambo terbilang masih cukup muda. Tetapi Batik Sasambo memiliki filosofi yang cukup mendalam. "Utamanya, dalam mempererat kerukunan dan kebersamaan dari tiga suku besar yang mendiami Provinsi NTB," ujar dia pada wartawan, Senin (3/10). 


Darmawan mendaku, bahwa ketiga suku ini menjadi inspirasi pemberian nama batik Sasambo yang merupakan akronim dari Sasak, Samawa, dan Mbojo. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar setiap suku yang berada di provinsi NTB dapat saling memiliki dan melestarikan penggunaan Batik Sasambo sebagai batik khas dari NTB .


"Batik Sasambo ini dimulai sejak akhir 2009, namun embrio atau cikal bakal batik di NTB ini sejalan dengan keberadaan Sekolah Menengah Industri Kerajinan Mataram," ungkap dia.


FOTO. Para siswa SD Islam Integral di Mataram tengah mengunjungi studio pembuatan batik Sasambo 


Motif batik Sasambo cukup unik karena dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat NTB. Mulai dari adat, budaya, flora dan fauna yang ada di NTB. Batik Sasambo memiliki empat motif utama, yakni motif sasambo, motif mada sahe atau mata sapi, motif kakando atau tunas bambu, dan uma lengge atau rumah adat.


Selain itu, terdapat juga motif lainnya seperti motif gerabah, kakangkung, mutiara, ombak pesisi, lumbung, gunung Rinjani dan Tambora, lindur Lombok dan lainnya. Batik Sasambo didominasi warna-warna cerah seperti merah, kuning, biru, dan hijau.


Adapun warna merah melambangkan energi, semangat, dan keberanian dalam menempuh kehidupan. Kemudian warna kuning melambangkan kebahagiaan dan menarik perhatian. Selain itu, warna biru melambangkan peruntungan yang baik, optimisme, cinta, dan kedamaian. Serta warna hijau melambangkan kesuburan, daya tahan, keseimbangan, dan persahabatan.


Darmawan menceritakan cikal bakal pengembangan Batik Sasambo di NTB. Meskipun mulai diperkenalkan pada akhir 2009, tetapi pengembangan batik di NTB sudah mulai sejak keberadaan Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK) Mataram. Pada tahun 1996/1997, SMIK Mataram diubah namanya menjadi SMK Negeri 5 Mataram dengan core atau rumpun seni dan industri kreatif.


FOTO. Salah satu putri Indonesia tengah mencoba mengenakan motif kain Sasambo yang dibuat oleh para siswa SMKN 5 Kota Mataram 


Pada saat bernama SMIK Mataram, ada 4 jurusan yang dimiliki. Yaitu, kriya batik, kriya keramik, kriya ukir dan kriya anyaman. Sekarang, jurusan kriya batik menjadi jurusan kriya batik dan tekstil. Batik Sasambo karya anak-anak SMK Negeri 5 Mataram mendapatkan apresiasi dari Wakil Gubernur NTB, Badrul Munir saat mengikuti pameran pada tahun 2010.


"Pada waktu itu, Wakil Gubernur menanyakan apakah benar ini hasil karya anak-anak sekolah. Setelah mendapatkan penjelasan, ia mengatakan ini punya potensi dikembangkan menjadi kegiatan produktif," ujar Darmawan bercerita.


Mulai saat itulah, lanjut dia, Batik Sasambo mulai terkenal. Dengan dukungan pemerintah daerah, Batik Sasambo dikreasikan menjadi busana kerja hingga berkembang sampai saat ini.


"Kita didukung juga dari regulasi Pemda. Bahkan Pemkot Mataram ada Perwalnya, semua ASN menggunakan batik Sasambo satu hari kerja," tegas Darmawan. 


FOTO. Para siswi SMKN 5 Mataram tengah melakukan praktik melukis motif Batik Sasambo. 



Bagi dia, orisinalitas Batik Sasambo akan tetap bisa dipertahankan meskipun adanya ancaman dari batik printing. Mengingat,  Batik Sasambo berbeda dengan batik yang berada di luar daerah NTB.


"Kita keluar dari pakem batik luar daerah. Dari sisi pengerjaan dan corak, kita tidak mengikuti pakem motif batik luar daerah. Motif batik Sasambo mengambil makna dari kekhasan yang ada di NTB," ungkap Darmawan. 


Dari sisi harga, Batik Sasambo dijual tidak terlalu mahal yaitu di kisaran Rp250 ribu sampai Rp300 ribu dengan ukuran 2,5x1,15 meter. Pengerjaannya masih secara manual, bukan menggunakan mesin. "Dan kalau luntur bisa dikembalikan dan kita ganti satu lagi," tandas Lalu Darmawan. (R/L..).

TerPopuler