Asal Penuhi Pasing Grade, Unram Siap Tampung Lulusan SMU/MA Ponpes Penghapal Alquran Lewat Jalur Prestasi -->

Asal Penuhi Pasing Grade, Unram Siap Tampung Lulusan SMU/MA Ponpes Penghapal Alquran Lewat Jalur Prestasi

Selasa, 09 Januari 2024, Selasa, Januari 09, 2024

 


FOTO. Prof Dr. Sitti Hilyana. 



















MATARAM, BL - Universitas Mataram (Unram) mulai membuka jalur penerimaan mahasiswa baru (PMB) untuk tahun ajaran 2024/2025.


Untuk tahap awal, PMB akan dilakukan melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) yang dimulai pada 8 Januari hingga Februari 2024. Adapun mahasiswa yang diterima sebanyak 20 persen dari kuota yang sudah ditentukan oleh pusat untuk semua program studi di kampus negeri terbesar di Provinsi NTB tersebut. 


"Yang pasti, keterwakilan siswa SMA/MA dan SMK miskin dari katagori terjauh, terluar  dan terpencil yang memiliki prestasi akademik dan non akademik bisa ikut dan akan menjadi perioritas untuk bisa mengikutinya," ujar Wakil Rektor I Unram yang membidangi Akademik, Prof Dr. Sitti Hilyana saat memberikan keterangan pada wartawan di ruang kerjanya, Selasa 9 Januari 2024. 


Menurut dia, dalam formasi penerimaan SNBP kali ini, metode yang dilakukan adalah menggunakan nilai rapor. Nantinya, para siswa diharuskan membuat akun masing-masing. 


Mereka harus meng-upload nilai rapornya sesuai petunjuk seleksi yang telah disiapkan kanal akunnya secara terpusat oleh kementrian Dikbud Ristek Dikti. 


Karena itu, lantaran server semuanya terpusat dari kementerian, pihaknya menyarankan agar siswa bisa memilih program studi secara tepat dan memperhatikan para saingannya. 


"Karena SNBP ini persaingannya cukup kompetitif karena se-Indonesia, maka para siswa harus jeli melihat peluang. Jangan sampai menumpuk pada satu program studi, sehingga nanti peluang masuk ke Unram akan kecil," kata Prof Hilyana. 


Ia memastikan semua proses seleksi nasional dan mandiri yang dilakukan Unram dilakukan dengan transparan. Sebab, semua proses dibawah pengawasan langsung oleh KPK dan Irjen Kemendikbud Ristek Dikti. 


Karena itu, peluang semua siswa yang memiliki kemampuan di bidang akademik hingga prestasi olahraga, penghafal Alquran hingga ekstra kurikuler lainnya, misalnya Pramuka, PMR dan lainnya terbuka selebar-lebarnya untuk masuk ke Unram. 


"Semua prestasi yang dimiliki siswa akan dibobot seluruhnya. Di jalur penerimaan mahasiswa prestasi ini,  seluruh sekolah harus menggunakan data sebenarnya. Makanya, para kepala sekolah hingga guru-guru jika perbaiki nilai rapor misalnya akan ketahuan dalam server. Dan resikonya, sekolah akan di black list langsung oleh kementerian," jelas Prof Hilyana.


Hal lainnya terkait seleksi jalur prestasi, lanjut dia, para siswa yang mengikutinya tidak boleh coba-coba. Mereka harus serius, sebab jika dinyatakan lulus namun tidak daftar ulang ke PTN yang mereka diterima, siswa itu akan tertutup semua aksesnya untuk mengikuti seleksi apapun selama PSB berlangsung di semua PTN yang ada. 


"Jika ikut seleksi reguler pun enggak bisa. Jadi, dalam seleksi jalur prestasi ini, enggak ada kata spekulasi atau coba-coba. Ini karena semua proses perekrutan telah tersistem seluruhnya secara rapi. Serta, ada pasing grade didalamnya," ungkap Prof Siti Hilyana.


Ia menjelaskan usai jalur SNBP, maka PMB akan dilanjutkan pada Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Nantinya, kuota yang disiapkan oleh pusat untuk Unram pada jalur ini adalah mencapai 50 persen dari kuota universitas. 


Selanjutnya, Unram akan juga melakukan seleksi  mahasiswa baru menggunakan jalur seleksi mandiri. Di mana, kuota yang sudah ditentukan oleh pusat mencapai 30 persen.


Karena itu, seleksi yang dilakukan adalah melalui Ujian Mandiri Computer Based Test (UM-CBT) untuk siswa reguler berprestasi, miskin berprestasi dan kemitraan berprestasi. 






*KSB dan Loteng Contoh Sukses Kemitraan Berprestasi



FOTO. Rektor Unram Prof Bambang Hari Kusumo (kanan) saat bertemu dengan Bupati KSB HW Musyaifirin dalam rangka penjajakan MoU antara Unram dan Pemkab KSB. 


Khusus kemitraan berprestasi ini, baru ada dua Pemda yang sudah melakukan MoU dengan Unram, yakni Pemkab Lombok Tengah (Loteng) menyiapkan lima orang siswa dan KSB sebanyak 20 siswa yang disiapkan pembiayaan untuk para siswa miskin di wilayahnya bisa melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran. 


Hanya saja, usai menempuh pendidikan dokter, para siswa itu berkewajiban untuk kembali ke daerah asalnya. 


"Pola kemitraan berprestasi yang dilakukan dua Pemda di NTB ini, adalah cara baik dan visioner yang ditunjukkan kepala daerah dalam rangka membangun wilayahnya," tegas Prof Hilyana. 


Lebih lanjut dikatakannya, bahwa program  kemitraan berprestasi untuk masuk ke Unram ini,  sangat bagus dalam rangka mengatasi angka stinting, menaikan derajat IPM di wilayah tersebut. 


Apalagi, dengan topografi wilayah NTB yang banyak terdiri dari pulau-pulau atau Gili, baik di Pulau Lombok dan Sumbawa. Tentunya sangat dibutuhkan banyak tenaga medis, mulai apoteker, tenaga perawat hingga tenaga dokter sebagai garda terdepan dalam layanan kesehatan pada warga masyarakat di wilayah tersebut. 


"Kami membuka peluang pada delapan Pemda lainnya di NTB untuk bisa bekerjasama dengan. Unram dalam rangka memberikan peluang pada putra putri terbaik yang kesulitan keuangan alias tidak mampu untuk bisa mengeyam pendidikan lanjutan di Fakultas Kedokteran Unram melalui sebuah MoU bersama," jelas Prof Hilyana. 


Ia menegaskan bahwa keberpihakan Unram pada siswa miskin sangat tinggi sejauh ini. Tercatat, angka siswa terserap mencapai 35,2 persen dari total mahasiswa untuk tahun akademik 2023-2024. 


Hal ini sejalan dengan visi Rektor Unram Prof Bambang Hari Kusumo yang sejak awal dilantik akan terus berkomitmen untuk memberikan porsi khusus pada siswa miskin di Provinsi NTB untuk bisa berkuliah di kampus negeri terbesar di NTB tersebut. 


"Kami bersyukur angka 35,2 persen dari total mahasiswa 2023-2024 ini, adalah salah satu jumlah tertinggi secara nasional. Alhamdulillah, banyak anak-anak miskin NTB bisa memperbaiki kualitas hidup keluarganya melalui program kemitraan Kemiskinan berprestasi. Ini karena  mereka sejak masuk hingga selesai kuliah tanpa ada biaya apapun alias nol rupiah pengeluaran," tandas Prof Hilyana.  (R/L).


TerPopuler