Arahan Netralitas "Basa-basi" di Pemilu 2024 -->

Arahan Netralitas "Basa-basi" di Pemilu 2024

Rabu, 01 November 2023, Rabu, November 01, 2023

 


Oleh. Sirra Prayuna

Mantan Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Mataram (IKA-Unram)/Wakil Ketua Umum Front Kebangsaan









Dengan mengumpulkan para Penjabat (Pj) Gubernur, Pj Bupati dan Pj wali Kota tentu ada maksud dan saya menduga bahwa rakor tersebut mengandung pesan kuat untuk mengunakan tangan kekuasaan guna melumpuhkan lawan politik. 


Meskipun pesan dalam rakor tersebut yang dalam narasi publiknya, "Presiden meminta agar aparatur negara netral dalam pemilu degan memerintahkan pemilu dikawal agar berjalan lancar aman serta bantu KPU". 


Itu saya nilai sebuah pernyataan normatif semata, akan tetapi yang harus kita perhatikan adalah Presiden dalam pernyataan akhirnya, "akan mengevaluasi secara harian" dampaknya sangat luar biasa secara fisikologi politik para PJ. Para PJ tentu akan ketakutan dievaluasi harian. Kenapa,  karena presiden dengan hak progaratif  setiap hari dapat mengevaluasi  mencopot para PJ dan pernyataan ini tentu sangat menakutkan ke bagi  suruh PJ.  


Di daerah  arahan tersebut PJ menterjemahkan dengan sangat tidak profesional, proporsional  dan berlaku diskriminatif. Contoh yang paling anyar adalah di Provinsi Bali terkait insiden pencopotan baleho Ganjar-Mahfud di Bali.  kenapa ini bisa terjadi karena PJ semata mata tak mau kena rapor merah dan  takut dicopot. 


Ini saya duga sebagai desain besar untuk memenangkan pasangan calon tertentu. Dan para PJ akhirnya akan terus diwarnai kekhawatiran dengan pernyataan sang presiden sehinnga tak ada pilihan lain para Pj akan manut dengan terjemahan sendiri untuk tidak di copot.


Demokrasi kita sangat tidak baik baik saja karena ada cawe cawe presiden. Karena putra mahkota sedang bertarung  dalam kontestasi pemilu 2024. Partai politik dan Masyarakat civil tentu  harus benar benar waspada atas akrobatik politik ini dan memberikan perhatian khusus dalam persoalan dugaan keterlibatan aparatur negara.


Kita tak ingin membiarkan demokrasi  kita hancur. Amanat reformasi memberi pesan kuat lahirnya tatanan bernegara secara demokratis dan menempatkan hukum diatas segala galanya. Salam Demokrasi..!!!

TerPopuler