FOTO. Suryadi Jaya Purnama |
MATARAM, BL- Penerapan pembayaran tiket penyeberangan secara non tunai yang diberlakukan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) di ruas penyeberangan Lembar di Kabupaten Lombok Barat menuju Pelabuhan Padang Bai, di Provinsi Bali, menuai atensi Anggota Komisi V DPR-RI Fraksi PKS Suryadi Jaya Purnama (SJP).
Politisi PKS asal Kabupaten Lombok Timur ini, menilai sangat wajar banyak masyarakat yang mengeluhkan hal itu.
Hanya saja, SJP mendukung langkah yang dilakukan PT ASDP tersebut. Sebab, pembayaran non tunai menggunakan kartu uang elektronik akan membuat penumpang lebih aman dan nyaman saat bertransaksi.
"Langkah PT ASDP itu adalah upaya percepatan sistem digitalisasi dari awalnya bersifat manual. Tapi memang di lapangan, masa transisi saat ini, banyaknya keluhan masyarakat. Ini karena memang sosialisasi yang dilakukan masih minim terkait penggunaan e-money pada masyarakat," ujar SJP saat berdiskusi dan berbuka puasa bersama wartawan di Bonum kafe di Mataram, Sabtu Malam (15/4) kemarin.
Politisi PKS asal Lombok Timur (Lotim) itu, mengatakan sejak awal dirinya mengkritisi penggunaan e-money di rute penyebrangan Padang Bali di Provinsi Bali dan Lembar di Lombok Barat, lantaran kartu uang elektronik Brizzi (BRI), justru di jual oleh pihak koperasi.
Karena itu, sangat wajar jika banyak masyarakat banyak yang merasa kaget dan khawatir. "Yang saya kritisi lebih pada management pengelolaannya kenapa harus pakai pihak lain alias koperasi jika hendak menyebrang. Kedepannya, ini harus diperbaiki agar masyarakat selalu pengguna transportasi laut bisa merasa aman dan nyaman," jelas SJP menegaskan.
Selain itu, pihak operator ASDP di rute Padang Bai dan Lembar. Menurut dia, harus lebih ramah pada masyarakat dalam pelayanannya.
Sebab, lanjut SJP, pengguna transportasi laut justru kebanyakan masyarakat yang memiliki ekonomi relatif menengah. Termasuk juga wisatawan.
"Saya minta perbanyak informasi soal penggunaan kartu uang elektronik melalui baliho dan spanduk di sepanjang areal pelabuhan. Termasuk prosedur membeli kartu tersebut. Bila perlu ada petugas yang ramah dan santun di setiap pintu masuk pelabuhan untuk mengarahkan para penumpang," tegas SJP.
Diketahui, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) resmi menerapkan pembayaran tiket penyeberangan secara non tunai di 20 pelabuhan yakni Pelabuhan Ajibata dan Ambarita (Sumatera Utara), Panjang (Lampung), Patimban (Jawa Barat), Ujung dan Kamal (Jawa Timur), Lembar (NTB), Padangbai (Bali), Kayangan dan Pototano (NTB), Pontianak (Kalimantan Barat), Penajam (Kalimantan Timur), Telaga Punggur dan Tanjung Uban (Kepri), Bolok, Rote dan Larantuka (NTT), dan juga di Kalabahi, Lewoleba, dan Aimere (NTT).
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin mengatakan, sesuai komitmen ASDP yang terus mengakselerasi digitalisasi penyeberangan melalui metode pembayaran non tunai (cashless) dengan kartu uang elektronik dan transfer bank mulai Senin (5/7/2022) lalu.
Di mana, penerapannya dilakukan di 20 pelabuhan telah mencapai 100 persen.
“Digitalisasi penyeberangan memang menjadi target jangka panjang dan ini tantangan sekaligus peluang bagi ASDP. Kami optimis dapat diimplementasikan secara menyeluruh di lintasan ASDP lainnya, karena antusiasme pengguna jasa yang membeli tiket ferry dengan metode pembayaran cashless terus meningkat,”jelasnya
Shelvy menyampaikan bahwa dalam waktu dekat ASDP akan menambah channel pembayaran Non-Tunai dengan menggunakan virtual account dari berbagai pilihan bank dan dompet elektronik seperti Ovo, Shopeepay, dan Linkaja.
Adapun metode pembayaran Non-Tunai yang dapat digunakan adalah kartu uang elektronik Brizzi (BRI), e-money (Mandiri), Tap Cash (BNI), Flazz (BCA) dan juga via transfer bank. Dengan metode pembayaran Non-Tunai ini, manfaat bagi pengguna jasa sangat besar.
Pertama, memberikan rasa aman dan nyaman dengan adanya standar pengisian data diri yang lengkap terhadap jaminan asuransi dan kelengkapan manifest penyeberangan.
Kedua, transaksi pembayaran mudah, praktis, terhindar dari uang palsu serta mendukung protokol kesehatan karena meminimalisir kontak dengan petugas loket.
Ketiga, proses transaksi di tollgate lebih ringkas dan cepat serta pengguna jasa dapat lebih nyaman, teratur dan tertib, tidak perlu lagi antri di pelabuhan
“Naik ferry akan semakin mudah dan nyaman. Pengguna jasa pastikan membawa identitas diri, mengisi manifest saat membeli tiket, dan siapkan kartu uang elektronik dengan saldo cukup saat akan membayar di pelabuhan,” katanya.
Penerapan metode cashless di penyeberangan ini sejalan dengan upaya percepatan transformasi digital di tengah pandemi Covid-19 yang juga telah mengubah cara bertransaksi masyarakat, dari sebelumnya melalui physical space menjadi menjadi digital space (online).
Penerapan pembayaran non tunai menggunakan kartu uang elektronik ini juga mengacu dengan aturan Kementerian Perhubungan PM Nomor 19 tentang Penyelenggaraan Tiket Angkutan Penyeberangan Secara Elektronik, yang akan diterapkan bertahap di seluruh lintasan dan pelabuhan yang dikelola oleh ASDP.
Penerapan cashless ini juga mendukung program Gerakan Nasional Non Tunai serta akselerasi transformasi digital yang dicanangkan Pemerintah dimana salah satu instruksi Presiden Joko Widodo agar mempercepat revolusi layanan publik berbasis digital. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini, digitalisasi menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. (R/L..).