Soal Rencana Biaya Haji Naik 2023, Kakanwil Zamroni : "Skema Pemerintah Ingin Beri Pelayanan Haji Maksimal ke Jamaah Haji" -->

Soal Rencana Biaya Haji Naik 2023, Kakanwil Zamroni : "Skema Pemerintah Ingin Beri Pelayanan Haji Maksimal ke Jamaah Haji"

Minggu, 22 Januari 2023, Minggu, Januari 22, 2023
 FOTO. H. Zamroni Aziz (kanan) usia dilantik sebagai Kakanwil Kemenag NTB. 





MATARAM, BL - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil) Provinsi NTB, H. Zamroni Aziz, mengatakan, rencanakan  kenaikan ongkos layanan jamaah haji mencapai Rp 69,2 juta, dipicu pemerintah ingin memastikan pelayanan haji lebih maksimal dilakukan. 


Zamroni membenarkan bahwa, harga paket haji di Arab Saudi, turun 30 persen daripada tahun  2022, yakni dari Rp 22 juta menjadi sekitar Rp 19 juta. 


Hal ini dipicu, paket  layanan Haji itu terkoreksi oleh naiknya harga transportasi hingga akomodasi.


"Tapi sesuai informasi dari Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Pak Hilman Latief, yang disebut layanan haji atau paket layanan haji itu, adalah layanan masyair atau di Saudi disebutnya layanan selama masyair, yaitu layanan selama jemaah tinggal di atau wukuf di Arofah kemudian ke Musdalifah, kemudian mereka mabit diminah, 4 hari itu yang disebut paket layanan haji yang tahun lalu harganya 5.656,87 riyal, atau sekitar Rp 22 juta, itu 4 hari pada masa kemarin," ujar dia pada BERITA LOMBOK.NET, Minggu (22/1). 

 

Zamroni mendaku, bahwa pemerintah masih  terus melakukan tawaran  negosiasi, untuk  harga paket layanan itu jadi 4.632,87 riyal atau sekitar Rp 18,9 juta atau sekitar Rp 19 juta, dari Rp 22 juta. 


Terlebih, lanjut dia, kenaikan biaya haji yang diusulkan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat ini, justru tidak terpengaruh oleh biaya layanan haji di Arab Saudi. 


"Jadi skema usulan yang ada itu, enggak terpengaruh biaya transportasi hingga akomodasi jemaah haji. Tapi, ada komponen lain yang meningkat. Dan ini perlu diwaspadai terkait harga tiket pesawat yang terpengaruh kurs dollar dan itu sedang tinggi-tingginya. Bahkan, pemerintah juga harus jaga-jaga dengan harga avtur yang kini naik turun," jelas Zamroni. 


Ketua GP Anshor Provinsi NTB itu, menegaskan, bahwa asumsi perhitungan yang dipergunakan  Kemenag RI, merujuk pada kurs dolar AS yang berlaku saat ini. 


Apalagi, kata Zamroni, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya.


"Asumsi yang dipakai Gus Menteri dengan tim Kemenag RI,  kan masih pakai asumsi masih dengan dolar yang pesimis lah. Dolar pesimis maksudnya (kurs) dollarnya tinggi itu di Rp 15.300, ya. Sementara tahun lalu dollar Rp 14.425 gitu. Jadi berbeda ya, karena biaya haji itu dollar, gitu kan, saya kira di situ," tegas Zamroni.


Kondisi itu. Dijelaskan dia, berdampak pada  turunnya paket layanan haji di Arab Saudi terkoreksi dengan naiknya biaya lainnya. 


Terlebih, layanan haji tidak mencakup biaya-biaya seperti transportasi hingga akomodasi.


"Nah jadi meskipun layanan masyair atau layanan paket haji itu turun tapi turunnya itu masih terkoreksi dengan harga yang lain, misalnya kenaikan-kenaikan berapa riyal untuk rencana penginapan, untuk akomodasi, untuk makan, itu tidak masuk paket layanan haji. Hotel di Madinah, di Mekkah, makan, itu tidak termasuk dalam layanan haji dimaksud. Jadi layanan haji itu spesifik, gitu ya konteksnya," jelas Zamroni. 


Ia menambahkan, bahwa pihaknya perlu meluruskan polemik yang kini muncul, lantaran banyak terjadi informasi yang simpang siur di tengah-tengah masyarakat saat ini yang perlu menjadi perhatiannya. 


"Para calon jamaah haji NTB, sebaiknya tenang dan jangan terlalu reaktif atas informasi yang sesat soal ongkos haji 2023. Ini karena naiknya Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2023, masih dalam pembahasan di Panja DPR RI," tandas Zamroni Aziz. 

TerPopuler