2022, Banyak Program TJSL Berkelanjutan PLN UIP Nusra Mulai Dirasakan Dampaknya di NTB dan NTT -->

2022, Banyak Program TJSL Berkelanjutan PLN UIP Nusra Mulai Dirasakan Dampaknya di NTB dan NTT

Jumat, 20 Januari 2023, Jumat, Januari 20, 2023

 


FOTO. Inilah program kolaborasi TJSL berkelanjutan PLN UIP dengan SMKN 3 Mataram terkait pengembangan motor dan becak listrik yang ramah lingkungan 





MATARAM, BL - PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara terus memantapkan komitmen untuk menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).


TJSL dilakukan secara keberlanjutan melalui program yang dapat membangun kemandirian bagi para penerima manfaat dan tentunya selaras dengan transformasi yang dilakukan oleh PLN. 


Sejalan bersama arahan kementrian BUMN, PLN UIP Nusra telah melaksanakan program-program unggulan TJSL yang mampu menghadirkan nilai tambah bagi perusahaan melalui pelaksanaan program Creating Share Value (CSV) dan Sustainable Development Goals (SDG’s) pada tiga fokus kategori yakni, Pendidikan, UMKM dan Lingkungan Hidup.


Sepanjang tahun 2022 saja, PLN UIP Nusra telah menjalankan 42 program melalui TJSL PLN Peduli yang tersebar di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).


Beberapa program PLN Peduli tersebut bertumpu pada pengembangan pilar untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Yakni, pilar pembangunan sosial, pendidikan, ekonomi, dan ekosistem lingkungan. 


Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi PLN UIP Nusra, Dede Mairizal, mengatakan,  selain bertugas untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur kelistrikan yang andal, pihaknya juga akan terus menjalankan program yang sesuai dengan SDG’s dan berpedoman pada ISO 26000 untuk hadir memberikan dampak sosial kepada masyarakat melalui program – program PLN Peduli 


“Tahun 2022 saja, kami fokus pada program pengembangan UMKM, pengembangan desa wisata, penanganan isu – isu sosial, lingkungan hidup dan ekosistem serta pemberdayaan komunitas” ujarnya, dalam siaran tertulisnya, Jumat (20/1). 


Secara rinci, Dede menuturkan tahun lalu saja PLN Peduli menggelontorkan dana sebesar Rp 3,8 miliar untuk 42 program di provinsi NTB dan NTT yang berjalan sangat baik 


Harapannya, tentu saja dapat memberikan dampak positif bagi penerima manfaat, seperti para pelaku UMKM yang mendapatkan binaan mulai dari proses produksi, pemasaran, peningkatan skill dan bantuan perlengkapan, yang tentunya dapat memberikan efek peningkatan nilai omzet yang signifikan. 


“Kami berusaha menyusun roadmap dari setiap program, memperhatikan proses dari pemanfaatan bantuan tersebut, dan yang pasti, bahwa kami melakukan penilaian dan perhitungan dampak terhadap efektifitas program itu menggunakan metode Social Return of Invesment (SROI)," jelas Dede.


Dede menjelaskan, bahwa penggunaan metode SROI ini memiliki keunggulan yang sangat strategis. Terlebih, keterlibatan para pemangku kepentingan (stakeholders) dari suatu program akan dianalisis untuk mengeksplorasi berbagai dampak yang dirasakan setelah program tersebut berjalan.


Metode SROI juga berusaha untuk mereduksi ketimpangan dampak, melalui goal pembangunan kesejahteraan dengan memasukkan biaya sosial, lingkungan serta biaya dan manfaat ekonomi yang timbul atas aktifitas dari program itu sendiri, 


“Kedepan, kami berusaha meningkatkan dan terus mendorong lahirnya pemerataan, kemanfaatan perkembangan ekonomi melalui program PLN peduli yang lebih baik, melalui pelatihan – pelatihan keterampilan, pendampingan, dan tentunya menciptakan green ekosistem dengan terobosan – terobosan pendekatan yang memperhatikan kepentingan sosial itu sendiri," jelas Dede. 


Salah satu kisah sukses penerima manfaat TJSL PLN Peduli adalah Kelompok Tani Muda Sejahtera yang merupakan kelompok pemuda korban terdampak PHK saat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Mengusung konsep pengembangan tanaman rempah organik, olah produk, hingga taman wisata rempah atau edufarm.


Ketua Kelompok Tani Muda Sejahtera, Shafwan, mengaku, berkat kerja sama dan bantuan yang diberikan oleh PLN Peduli. Kini, mereka memiliki lahan untuk pengembangan rempah mulai dari pembibitan, penyemaian, perawatan hingga proses produksi.


Tak hanya itu saja, bahkan saat ini mampu berkembang menjadi eduwisata farming, dengan rata-rata omzet perbulan berkisar Rp 50-60 juta.


"Waktu itu, banyak dari anggota kelompok kami yang mengalami PHK, kemudian melalui kolaborasi dan pembinaan, pendampingan, hingga teknik pemasaran dari PLN Peduli, saat ini ada pemasukan yang dapat kami manfaatkan untuk membiayai hidup anggota keluarga di rumah, dan terus berusaha mengembangkan potensi dari kelompok kami sendiri," papar dia. 


Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 3 Mataram, Ruju Rahmad, manambahkan bahwa melalui program kolaborasi antara pihak sekolah dengan dunia industri dalam hal ini PLN, sangat membantu peningkatan branding sekolah di tingkat provinsi dan nasional.


Bahkan, peningkatan kompetensi guru dan siswa melalui karya inovasi untuk Produk Teaching Factory yang berupa riset kendaraan listrik juga bisa terwujud. 


“Semangat ini, harus di gelorakan, dan di implementasikan mulai dari siswa dan guru untuk mendukung program Net Zero Emission pemerintah dan dimulai dari dunia Pendidikan. Terimakasih banyak kepada PLN Peduli atas support dan kerjasamanya, semoga kedepan kita akan fokus dalam peningkatan SDM di bidang Konversi Energi," tandas Ruju. (R/L..).


TerPopuler