Dibantu PLN UIP Nusa Tenggara, Kelompok Ternak Ndeq Ulak Ngawis Kembangkan Pakan Alternatif dari Limbah Sayuran -->

Dibantu PLN UIP Nusa Tenggara, Kelompok Ternak Ndeq Ulak Ngawis Kembangkan Pakan Alternatif dari Limbah Sayuran

Selasa, 25 Oktober 2022, Selasa, Oktober 25, 2022

 

FOTO. I Nengah Bagiarte



MATARAM, BL - Kelompok ternak “Ndeq Ulak Ngawis”Lingkungan Batu Rujung, Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, mulai  mengembangkan teknologi pakan ternak alternatif dengan sistem fermentasi.


Menariknya, sumber dari bahan baku limbah organik untuk pembuatan pakan itu, berasal dari Limbah sayuran. Yakni, sayur mayur, bonggol pohon jagung, jerami, kulit ubi dan pisang, hingga ampas tahu. 


Pengembangan pakan ini merupakan salah satu solusi pakan murah untuk meningkatkan kualitas penggemukan ternak untuk masyarakat peternak yang selama ini bertumpu pada penggunaan pakan hijauan. 


Pada prosesnya, pakan alternatif ini melalui uji kualitas dan kandungan pakan melalui kerjasama bersama Fakultas Peternakan Universitas Negeri Mataram melalui uji Laboratorium pakan. 


Saat ini, pakan tersebut telah di uji coba pada 25 ekor sapi ras (Jenis Simental, Limosin, Angus dan Berangus) dengan hasil rata – rata kenaikan bobot ternak 2 kg/hari.


Ketua Kelompok Ternak Ndeq Ulak Ngawis, I Nengah Bagiarte, mengatakan, bahwa upaya kelompoknya merupakan respon untuk menyukseskan program pemerintah provinsi NTB sebagai Bumi Sejuta Sapi dan tentunya mampu meningkatkan taraf hidup kelompok.


“Acuan kami adalah bagaimana mengefisiensikan kelompok ternak dengan tidak hanya mengandalkan pakan hijaun, tapi dapat juga menciptakan pakan yang efisien, bergizi tinggi dan pastinya harga murah," ujar Nengah pada wartawan, Selasa (25/10).



FOTO. Inilah pakan ternak yang dikembangkan Kelompok ternak “Ndeq Ulak Ngawis”Lingkungan Batu Rujung, Kelurahan Pagutan Barat, yang dibantu pengembangannya oleh PLN PLN UIP Nusa Tenggara


Kelompok ternak yang beranggotakan sebanyak 20 orang tersebut, saat ini  sedang mengkolaborasikan hasil pengembangan pakan alternatif kelompoknya melalui kerjasama dengan salah satu perusahaan ternak yang ada di Lombok.


Hal itu dilakukan dalam rangka  meningkatkan kualitas pakan dari hasil uji coba yang terus di kembangkan terutama pada sisi formula konsentrat yang cocok untuk tiap ternak yang berbeda – beda. 


“Saya sangat mengucapkan terimakasih kepada PLN yang telah mendukung pengembangan kelompok kami, mulai dari bantuan peralatan dan bahan – bahan yang kami gunakan, sehingga kami mampu mengolah limbah – limbah yang sebelumnya memiliki nilai guna yang sangat kecil, sehingga saat ini memiliki nilai ekonomi dan kemanfaatan yang sangat bagus," ungkap Nengah. 


Sementara itu, General Manager PLN UIP Nusa Tenggara, Wahidin,  mengatakan bahwa pihaknya sangat antusias melihat perkembangan dan capaian dari kelompok Ndeq Ulak Ngawis, yang dari awal terus melakukan perbaikan dan menunjukan perkembangan yang signifikan terkait pengembangan pakan alternatif yang mereka lakukan. 


“Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang dilakukan oleh PLN diselaraskan dengan agenda besar pemerintah daerah melalui misi NTB bumi sejuta sapi, sehingga kedepan masyarakat ternak mampu menciptakan populasi ternak yang optimal,”ucap Wahidin


Wahidin mendaku, pihaknya merespon beberapa kendala yang dihadapi oleh masyarakat sekitar, terkhusus untuk kelompok ternak yang tumbuh di wilayah yang tidak memiliki lahan luas dan hamparan hijau yang merupakan sumber pakan utama untuk peternakan hewan ternak.  


“PLN berusaha mengambil peran yang spesifik dan terukur untuk menciptakan kemandirian di tengah masyarakat, melalui program – program sosial dan pengembangan SDM yang mampu menghadirkan aktifitas keekonomian dan tentunya selaras dengan road map pembangunan pemerintah," jelas dia.


Seiring berjalannya proses, potensi yang muncul dari aktifitas program bantuan tersebut tidak bertumpu pada penggemukan hewan ternak saja, melainkan memunculkan potensi pengembangan UMK melalui trobosan penggunaan teknologi yang mampu menghasilkan pakan alternatif dari pemanfaatan limbah organik menjadi suatu produk yang memiliki nilai ekonomis. 


“Kedepan kami akan tetap berkolaborasi dengan stakeholder terkait, untuk dapat menjawab tantangan dan menghadirkan asas kemanfaatan bagi masyarakat, melalui program – program yang berwawasan lingkungan, program pendidikan, pengembangan usaha kecil dan menengah, yang tentunya memiliki dampak berkelanjutan," tandas Wahidin. (R/L..).

TerPopuler