Hattrick Menangi Pemilu 2024, Haji Rachmat Pimpin Kesolidan PDIP NTB Tegak Lurus di Pemilu 2024 -->

Hattrick Menangi Pemilu 2024, Haji Rachmat Pimpin Kesolidan PDIP NTB Tegak Lurus di Pemilu 2024

Minggu, 28 Agustus 2022, Minggu, Agustus 28, 2022

 




FOTO. Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani saat menyampaikan orasinya dihadapan ribuan kader PDIP NTB didampingi Ketua DPD PDI Perjuangan H. Rachmat Hidayat


MATARAM, BL - Sebanyak 1.300 orang pengurus dan kader PDI Perjuangan di wilayah Provinsi NTB menghadiri rapat konsolidasi bersama menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 di kantor DPD PDI Perjuangan NTB di jalan Lingkar Selatan, Kota Mataram, Sabtu Sore (27/8) kemarin. 


Hadir dalam kesempatan itu, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani bersama suami Happy Hapsoro, Wakil Sekjen DPP PDIP, Ahmad Basarah yang juga Wakil Ketua MPR RI, serta fungsionaris DPP PDI Perjuangan lainnya 


Saat tiba, Puan disambut lebih dari seribu kader yang sudah berkumpul semenjak siang. Mengenakan pakaian berwarna merah, khas PDI Perjuangan, para kader PDIP NTB tak henti memekikkan kata-kata yang menggelorakan semangat.


Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H Rachmat Hidayat, sebelum memulai laporannya, mengajak seluruh hadirin mengirim doa untuk almarhum Taufik Kiemas, ayahanda Puan Maharani, yang bagi kader PDIP adalah Bapak Empat Pilar Kebangsaan Indonesia.


Dalam laporannya, Anggota DPR RI Dapil NTB-2 (Pulau Lombok) itu, menegaskan bahwa, seluruh kader PDIP NTB, tegak lurus terhadap seluruh keputusan partai. Termasuk, jika Ketua Umum menetapkan Puan Maharani sebagai calon Presiden dari PDIP Perjuangan dalam Pemilu 2024. 


"Insya Allah, Mbak Puan, seluruh kader dan pengurus PDI Perjuangan di NTB, siap semuanya satu komando untuk memenangkan. Mana berani kader PDI Perjuangan di NTB tidak patuh kepada saya," tegas Rachmat. 


Menurut Rachmat, kendati Provinsi NTB masuk katagori provinsi kecil di Indonesia. Namun semangat kader untuk berjuang sesuai perintah DPP, dipastikan tidak bisa disepelekan dengan daerah lainnya. 


"Saya taruhannya meski NTB adalah provinsi kecil, tapi kalau kader di NTB itu, saya tahu betul sifat mereka selama ini, semuanya satu komando. Dan di 6.087 TPS di NTB, saya pastikan semua saksi kita siap seluruhnya," kata Rachmat. 


Ia mendaku, bahwa para kader PDI Perjuangan di NTB, tidak akan pernah terpengaruh pada hasil survei yang menyebutkan jika raihan elektabilitas suara Puan Maharani hanya sekitar 0,2 persen hingga 0,4 persen. 


Padahal, PDI Perjuangan dibangun sebagai partai kader yang militan selama ini. 


"Kalau saya termasuk orang yang ragu dengan hasil survei yang ada itu. Ini karena, lembaga survei itu, jelas enggak ngitung militansi kader PDIP yang teruji selama ini. Makanya, melawan survei yang ada, ya kita kerja dan kerja. Termasuk saya di NTB, sudah mulai memberikan kesempatan pada kader muda untuk banyak berkiprah di kegiatan partai apapun," jelas Rachmat 


"Intinya, jika Ibu Mega pada saatnya merestui Mbak Puan sebagai Capres PDI Perjuangan, siap enggak siap, kader wajib tegak lurus memenangkannya," sambung dia yang disambut tepuk tangan ribuan kader PDIP NTB. 


Sementara itu, dalam sambutannya. Puan Maharani, mengatakan,  konsolidasi partai diperlukan untuk menyolidkan para kader. Apalagi tahapan Pemilu 2024 sudah dimulai. 


Menurut dia, Pemilu memang akan digelar pada 2024. Namun, khusus Pemilu Presiden dan Pemilihan Legislatif, akan digelar pada 14 Februari tahun 2024. Yang artinya hanya sebulan setelah pergantian tahun.


Karena itu, waktu yang tersedia tidak banyak. Itu sebabnya, konsolidasi internal sudah harus dimulai. Apalagi, Daftar Calon Sementara calon anggota legislatif sudah akan muncul pada April 2023 untuk kemudian menjadi Daftar Calon Tetap pada November 2023.


“Kita merapatkan barisan biar tidak ada yang ke kanan atau ke kiri. Jelang 2024 semua kader harus tegak lurus,” tegas Puan yang disambut kesiapan dari para kader.


Putri Presiden ke 5 RI, Hj Megawati Sokarnoputri ini, mendaku, bahwa PDIP bertekad mencetak sejarah untuk memenangkan Pemilu 2024 yang berarti akan menjadi kemenangan ketiga beruntun setelah Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. 


Puan menegaskan, kemenangan tiga kali beruntun tersebut akan menjadikan PDIP sebagai partai pertama yang melakukannya sepanjang sejarah demokrasi Indonesia semenjak Pemilu digelar pertama kali tahun 1955.


Untuk menggelorakan semangat para kader, Puan menceritakan perjalanan dirinya semenjak awal bergabung di partai. Dia menekankan, dirinya memang putri Megawati Soekarnoputri. Namun, bukan berarti dia mendapat privilege dengan status tersebut. Karena itu, dirinya harus berjuang sama seperti kader lainnya untuk bisa duduk di lembaga legislatif.


Puan tercatat menjadi anggota DPR RI pertama kali dari daerah pemilihan di Jawa Tengah pada tahun 2009. Saat itu, Puan memperoleh 200 ribu suara. Pada Pemilu 2014, Puan kembali mencalonkan diri dan mendapatkan 300 ribu suara. Namun, dia mendapatkan penugasan lain sebagai Menko PMK di periode pertama kepemimpinan Presiden Jokowi. Sehingga Puan digantikan kader lain di DPR RI.


Pada Pemilu 2019, Puan mencalonkan diri lagi sebagai Anggota DPR RI. Suara yang diraihnya menjadi rekor dalam pemilu. Sebab, suara pribadi yang diraihnya lebih dari 400 ribu, dan menjadi jumlah suara terbanyak sepanjang sejarah pemilu legislatif di Indonesia.


Puan pun mendorong seluruh kader PDIP untuk tiada henti-henti menyapa masyarakat dari dekat. Dan hal tersebut harus dimulai dari sekarang. 


Puan menekankan, menyapa masyarakat tersebut tidak melulu harus membawa sumbangan sembako.


“Mulailah dari satu keluarga. Lalu menjadi satu desa. Lalu menjadi satu kecamatan dan seterusnya,” ucap dia. 


Puan tak lupa, meminta kepada kader yang ingin diusung PDIP dalam Pilkada serentak tahun 2024 untuk bersinergi pula memenangkan partai dalam Pilpres dan Pileg terlebih dahulu. Sebab, Pileg dan Pilpres digelar lebih dahulu baru Pilkada.


“Kalau partai kita menang Pilpres dan menang Pileg, maka untuk Pilkada tentu akhirnya menjadi lebih mudah,” kata dia.


Puan pun memberi warning agar tidak ada polemik internal. Tidak boleh lagi ada terdengar antarkader saling bertengkar, lantaran berebut nomor urut caleg hingga pengusungan calon kepala daerah. 


"Yang pasti, kita semuanya bekerja dulu untuk target kemenangan partai, baru kita berfikir ke pengusungan calon kepala daerah. Ingat lho, jika partai kita menjadi pemenang, kan bisa nanti siapa yang mau diusung jadi calon kepala daerah, dibicarakan baik-baik," tandas Puan Maharani. (R/L..).

TerPopuler