Pemilih NTB Terbelah Tiga, M-16 Sebut Ganjar-Mahfud Berpotensi Unggul di NTB di Pilpres 2024 -->

Pemilih NTB Terbelah Tiga, M-16 Sebut Ganjar-Mahfud Berpotensi Unggul di NTB di Pilpres 2024

Sabtu, 18 November 2023, Sabtu, November 18, 2023

 


 

FOTO. Direktur M-16 Bambang Mei Finarwanto (kanan) saat bersama Ketua Harian DPP Perindo, TGB HM Zainul Majdi. 













MATARAM, BL - Lembaga Kajian Sosial dan Politik M-16 mengatakan, pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, berpotensi unggul di NTB dalam Pilpres 2024.


Selain adanya nama Wakil Ketua Koordinator Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, TGB HM Zainul Majdi ada beberapa faktor yang membuat Ganjar-Mahfud memiliki kans besar menang di NTB.


"Hasil kajian kami, pasangan Ganjar-Mahfud bakal unggul di NTB. Tapi, memang keunggulannya tidak akan telak terhadap dua kandidat lainnya yakni pasangan Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin,” ujar Direktur M-16 Bambang Mei Finarwanto, Sabtu 18 November 2023. 


Menurut dia, dalam Pemilu 2019 lalu, Prabowo memang memperoleh dukungan besar di NTB. Secara keseluruhan, dari total 3.040.686 pengguna hak pilih yang datang ke bilik suara, Prabowo meraih 2.011.319 suara dari warga Bumi Gora. 


Sementara dukungan untuk Joko Widodo sebanyak 951.242 suara. Hanya saja, perolehan suara yang besar dalam Pemilu tahun 2019 tersebut tidak serta merta akan menjadikan Prabowo melenggang dengan mudah di NTB dalam Pilpres 2024 mendatang. 


Sebab, Pemilu 2024 sama sekali adalah medan pertempuran yang berbeda jika dibanding dengan Pemilu 2019.


”Demografi dan preferensi pemilih sudah jauh berubah di NTB dalam lima tahun terakhir,” ucal Bambang.


Mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB dua periode  ini, menuturkan berdasarkan hasil kajiannya,, preferensi pemilih di NTB di tahun 2024 kini sudah terbelah tiga seiring dengan tiga pasang calon presiden dan wakil presiden yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum.


Masalahnya, basis pemilih Prabowo di NTB, memiliki irisan yang sama dengan basis pemilih pasangan Anies-Muhaimin. 


Sehingga, dukungan ke Prabowo sudah pasti tidak akan sekencang dukungan di Pilpres sebelumnya. Sementara di sisi lain, basis dukungan kalangan nasionalis yang dimotori PDI Perjuangan di NTB, dinilai akan solid ke pasangan Ganjar-Mahfud.


"Bahkan bisa meraup tambahan seiring dengan bergabungnya Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Perindo sebagai penyokong pasangan Ganjar-Mahfud," kata Bambang. 


Ia menjelaskan, PPP adalah partai pemenang ketiga di NTB dalam Pemilu tahun 2019. Sementara dari sisi partai berbasis Islam, PPP merupakan partai dengan perolehan suara tertinggi di NTB. 


Sementara Partai Perindo, seperti yang sudah diketahui khalayak, adalah partai yang dimotori pula tokoh sentral NTB, TGB HM Zainul Majdi yang kini juga merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI).


Bagaimana dengan pengaruh Prabowo yang menggandeng Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres yang merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo, apakah justru tidak akan menjadikan pemilih Jokowi pada Pemilu 2019 di NTB mengalihkan dukungan ke Prabowo-Gibran? Bambang mengakui, pengaruh Gibran tidak akan terlalu signifikan di NTB.


Sebab, sejak semula, perolehan suara Jokowi dalam Pemilu 2019 di NTB, tidaklah ditopang oleh figur Jokowi secara personal. 


Namun, berdasarkan kajian M-16, suara Jokowi tersebut dihasilkan atas kinerja militan para kader dan mesin partai dalam hal ini PDI Perjuangan NTB. Sehingga ia meyakini, suara Jokowi dalam Pemilu 2019, justru akan bulat ke pasangan Ganjar-Mahfud.


”Jangan lupa juga, dalam Pemilu 2019, masih ada 751.370 pemilih yang golput, yang tidak menggunakan hak suaranya. Hasil kajian kami, justru pasangan Ganjar-Mahfud yang paling getol menyasar mereka agar dalam Pemilu 2024 menggunakan hak pilih untuk pasangan Ganjar-Mahfud,” jelas Bambang. 


Lebih lanjut dikatakannya, perubahan dalam demografi pemilih dapat memengaruhi strategi kampanye. Sebab, dalam hal ini, kontestan Pilpres perlu lebih memperhatikan kelompok pemilih tertentu. 


Dengan cara itu, ungkap Bambang, kesadaran pemilih bakal meningkat. Dan lagi-lagi, berdasarkan kajian M-16, pasangan Ganjar-Mahfud sudah selangkah lebih maju dalam hal ini dibanding kandidat lainnya.


”Sudah sangat pasti, Pemilu 2024 bakal melibatkan penggunaan teknologi kampanye yang lebih canggih, seperti analisis data yang mendalam, pemilihan cerdas, dan penggunaan kecerdasan buatan untuk memahami preferensi pemilih dan merancang strategi kampanye yang lebih efektif,” papar Bambang.



*Tokoh Sentral dan Mesin Partai


Di sisi lain, perbedaan lanskap Pemilu 2024 dengan Pemilu 2019 terlihat jelas dari perubahan signifikan dalam hal aliansi partai. 


Tak bisa ditampik, dinamika politik, menurut Bambang, sudah pasti mengalami pergeseran akibat kemunculan aliansi baru tersebut. Dan dalam banyak pengalaman di berbagai negara, hal tersebut justru memunculkan dan melahirkan pemimpin baru.


Kemunculan aliansi baru, juga akan selalu identik dengan munculnya tokoh-tokoh sentral dalam hal arah dukungan mereka kepada kandidat tertentu dalam Pilpres.


Bambang mengungkapkan, M-16 melihat bagaimana pasangan Ganjar-Mahfud sudah sangat menyadari hal ini sehingga terlihat aksi nyata mereka dalam hal membangun dan membentuk aliansi dengan tokoh-tokoh lokal dan mendapatkan dukungan dari partai politik yang sudah pasti berkontribusi besar dalam memperkuat basis politik pasangan ini di NTB.


Yang tidak boleh dilupakan, kata Bambang, adalah bagaimana NTB merupakan provinsi yang memiliki keragaman budaya dan agama. 


Karena itu, bergabungnya sejumlah ulama dan pemimpin-pemimpin keagamaan dan Ormas Islam di NTB dalam barisan Ganjar-Mahfud, sudah pasti akan juga memberikan dampak yang signifikan pula.


Dalam hal ini, M-16 juga melihat bagaimana tokoh-tokoh kunci di partai-partai utama yang menjadi motor penggerak penyokong kandidat Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2024, sudah sangat jauh berbeda dibanding Pemilu 2019. 


Tokoh-tokoh utama tersebut, bahkan dalam Pemilu Serentak 2024, tidak lagi ikut bertarung. Dan hal ini, justru banyak menimpa Partai Gerindra yang menjadi motor penggerak utama Prabowo Subianto. 


Ia melanjutkan, kehilangan sosok H Bambang Kristiono tak bisa ditampik, akan memberi dampak besar terhadap perolehan suara Gerindra, yang juga diyakini berimbas kepada suara Prabowo dalam Pilpres.


Sementara pada saat yang sama, tokoh-tokoh sentral di pasangan Ganjar-Mahfud justru masih sangat aktif, dan kian intens dalam hal bergerak dan solid memenangkan pasangan ini di NTB.


”Mendapati tokoh-tokoh sentral seperti H Rachmat Hidayat, TGB HM Zainul Majdi, dan H Muzihir dalam satu barisan yang menyokong pasangan Ganjar-Mahfud di NTB, akan melawan akal sehat jika mengatakan kalau mereka tidak akan memberi pengaruh besar terhadap potensi keunggulan pasangan Ganjar-Mahfud di NTB,” tandas Bambang. (R/L..).

TerPopuler