Kabar Bahagia, IndoVac Bisa Jadi Booster Kedua Vaksin Covid-19 untuk Lansia -->

Kabar Bahagia, IndoVac Bisa Jadi Booster Kedua Vaksin Covid-19 untuk Lansia

Jumat, 25 November 2022, Jumat, November 25, 2022

 

FOTO.  Presiden Joko Widodo saat disuntik vasksin IndoVac. 




MATARAM, BL  – Pilihan vaksin untuk booster kedua bagi warga lanjut usia (lansia)  di atas usia 60 tahun bertambah. Yang terbaru adalah IndoVac. Hal itu berdasarkan Surat Edaran Nomor Nomor HK.02.02/C/5565/2022 tentang Vaksinasi Covid-19 dosis booster ke-2 bagi kelompok lanjut usia yang dikeluarkan pada 22 November 2022 dari Kementerian Kesehatan.


Vaksin dalam negeri itu dipastikan aman karena Presiden Joko Widodo sudah menerima booster IndoVac di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (24/11). Dalam kegiatan ini turut dihadiri Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, hingga Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.


Setelah penyuntikkan, Joko Widodo menyampaikan Indonesia telah menyuntik 205 juta dosis. Untuk dosis ke-2 sebanyak 172 juta dosis. Sedangkan vaksin booster pertama telah disuntikkan sebanyak 66 juta dosis. Untuk boster kedua, masih 730 ribu dosis vaksin.


“Kenapa kita perlu booster, agar imunitas kita terjaga dan dapat memutus penularan covid-19. Yang paling penting, vaksin yang digunakan dalam booster kedua ini IndoVac, produk 100 persen buatan dalam negeri,” ujar Presiden Jokowi.


Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan kalau vaksinasi booster menjadi penting sekali. Mengingat kasus Covid-19 dan yang dirawat di rumah sakit sedang meningkat.


“Kasus Covid-19 yang masuk rumah sakit dan kasusnya tergolong sedang dan berat itu 74 persen belum di-booster. Untuk kasus yang meninggal, dalam gelombang terakhir ini 84 persen belum di-booster, jadi buat masyarakat tolong diingatkan agar cepat-cepat booster,” ungkap Budi.


Bio Farma akan mendukung pemberian vaksin booster kedua untuk lansia ini dengan memproduksi vaksin IndoVac setidaknya sebanyak lima juta dosis sampai dengan akhir 2022. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir saat kegiatan penyuntikan booster kedua ini berlangsuang.


“Kami akan mempersiapkan vaksin IndoVac untuk booster kelompok lansia. Proses produksi sudah dijalankan sejak dikeluarkannya EUA untuk dosis primer pada akhir September 2022 yang lalu. Setidaknya, kami akan memproduksi sebanyak lima juta dosis, sampai dengan akhir tahun 2022,” ungkap Honesti.


Honesti melanjutkan, IndoVac dapat mendorong cakupan penggunaan vaksin booster yang baru mencapai 36 persen. “Kami berharap dengan dikeluarkannya Surat Edaran dari Kemenkes ini, vaksin IndoVac bisa membantu capaian target dari vaksin booster Covid-19 di Indonesia. Khususnya bagi lansia,” jelasnya.


Pemberian booster ini perlu dilakukan untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap kelompok lansia yang cukup rentan pada serangan virus Covid-19. Yang terpenting untuk mengurangi tingkat keparahan, bahkan kematian akibat Covid-19. Vaksinasi dosis booster ke-2 bagi lansia, dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes atau di pelayanan vaksinasi Covid-19).


Sebelum mendapatkan EUA Booster, vaksin Indovac yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 13 Oktober 2022 lalu telah mendapatkan terlbih dahulu EUA untuk dosis primer pada akhir September 2022. Saat yang hampir bersamaan, IndoVac telah resmi mendapatkan Fatwa dan Keputusan Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jadi, vaksin IndoVac sudah memenuhi kriteria aman dan halal.


Berdasarkan hasil EUA booster yang diberikan dari Badan POM, Vaksin IndoVac diberikan dengan interval minimal enam bulan setelah pemberian vaksin dengan dosis primer. Setelah itu, bisa digunakan bagi mereka yang mendapatkan vaksin Sinovac untuk pemberian dosis primer. Pemberian vaksin IndoVac akan diberikan secara full dose atau sebanyak 0,5 ml.


Pemberian booster ini perlu dilakukan mengingat rata-rata masyarakat yang telah mendapatkan vaksin dosis ke-2, sudah lebih dari enam bulan sejak dosis kedua. Sehingga ada potensi kekebalan tubuh menurun terhadap serangan virus Covid-19. Secara paralel, vaksin yang mengandung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 90,3 persen itu sedang melakukan uji klinis untuk anak-anak pada 9 Oktober 2022.


Uji klinis melibatkan 620 orang anak, bekerjasama dengan FK Unversitas Andalas (UNAND) Padang. Selain dengan FK UNAND, uji klinis yang akan melibatkan sebanyak 1050 subjek dengan rentang usia antara 7-17 tahun, bekerja sama juga dengan Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia (FK UI), Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM), untuk target penerbitan EUA anak-anak akan dirilis pada awal Desember 2022. (R/L..).

TerPopuler